Komunikasi Krisis Internal Integratif Rasulullah Pada Pembagian Ghanimah Hunain

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komunikasi krisis internal terintegrasi yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW setelah muncul rumor, khususnya di kalangan Ansar tentang pembagian harta rampasan perang Hunain yang dianggap tidak adil/berpihak pada mualaf Mekah. Strategi komunikasi krisis internal terintegrasi tercakup dalam dua lingkup, yaitu hubungan Ansar sebagai anggota dengan Islam dan tahapan heuristik komunikasi krisis internal yang telah dilakukan Nabi kepada Ansar bahkan sejak pertemuan pertama keduanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif dan menggunakan teknik analisis berdasarkan kerangka integratif komunikasi krisis internal (ICC) Frandsen dan Johansen. Kajian menemukan bahwa ICC yang dilakukan Nabi tidak lepas dari kenyataan bahwa hubungan Nabi dan kaum Anshar merupakan hubungan perbaiatan berdimensi ideologis dan seperti hubungan nasab yang terus berkembang secara positif berusaha memberikan terbaik antara satu pihak dengan pihak lainnya. Dengan demikian, pada setiap tahapan ICC, Ansar sebagai anggota tidak hanya berperan sebagai pihak yang pasif dalam menerima pesan, tetapi juga aktif mengirimkan pesan. Hingga akhirnya ICC yang diterapkan Nabi mampu membuat Ansar memahami secara logis alasan di balik keputusan Nabi. Studi ini mencoba menawarkan proposisi baru adanya bentuk komunikasi pembuktian loyalitas yang semakin menguat setelah ICC terjadi. Juga di dalam ICC terdapat bentuk komunikasi menjaga tatanan yang ada selama ini.