Pengembangan Modul Ikatan Kimia Berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) Melalui Metode Eksperimen
Abstract
Penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan modul pembelajaran dengan metode eksperimen yang dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan modul ikatan kimia berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen dan menganalisis kualitas modul ikatan kimia berbasis Contextual Teaching and Learning melalui metode eksperimen berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media, pendidik kimia SMA/MA (reviewer) serta respon peserta didik terhadap modul ikatan kimia. Model pengembangan produk yang digunakan mengadaptasi model 4D (Define, Design, Development, dan Disseminate), namun tahap disseminate tidak dilakukan. Produk modul pembelajaran ini divalidasi oleh dosen pembimbing, satu dosen ahli materi, satu dosen ahli media, serta tiga peer review. Kualitas produk dinilai oleh satu dosen ahli materi, satu dosen ahli media, tiga pendidik kimia (reviewer), dan direspon oleh sepuluh peserta didik SMA/MA. Instrumen yang digunakan yaitu instrumen kualitas penilaian produk berupa skala Likert dan respon peserta didik berupa skala Guttman yang terdiri dari tujuh aspek yaitu kelayakan isi/materi, komponen kebahasaan, metode eksperimen kimia, pendekatan kontekstual (CTL), penyajian, kegrafikan, dan karakteristik modul. Hasil produk modul pembelajaran yang dikembangkan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu berupa pengaitan materi dan eksperimen kimia yang terdapat dalam modul dengan kehidupan sehari-hari. Modul diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas serta dapat dijadikan sumber belajar mandiri peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan modul ikatan kimia berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen dari ahli materi mendapat kategori Baik (B) dengan persentase 80%. Penilaian ahli media mendapat kategori Baik (B) dengan persentase 84%. Penilaian tiga reviewer (pendidik kimia) mendapatkan kategori Sangat Baik (SB) dengan persentase 85,20%. Serta menurut respon sepuluh peserta didik mendapatkan kategori Sangat Baik (SB) dengan persentase 93%.