FORMULASI KONSEP MODERASI ISLAM BERBASIS KEINDONESIAAN DALAM MEREDUKSI RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA (KAJIAN EPISTIMOLOGIS-HISTORIS)

Abstract

AbstractThe phenomenon of Islamic religion in Indonesia after the reformation is suspected to have experienced extremism and radicalism. The explosion of terrorism in the name of Islam that occurred between 1998 and 2018 brought the face of Indonesian Islam to the spotlight in the world. In fact, the true Islam in Indonesia is Islam which puts forward the principle of moderate (tawassuth / washatiah) in da'wah, which is to take a middle ground between two opposing extremes. The Washatiyatul Islam method or Islamic Moderation is a method of promoting Islamic values Rahmatan Lil Alamin.  Da'wah that is friendly with tradition, so that it can grow in a multicultural and multireligious society. This characteristic of accommodative Islam has become a bulwark of preventing radical religious ideology. This article uses an epistemological- historical-holisitic approach to explore the concept of Islamic moderation in the context of the Indonesian nation and the shallowness of religious reasoning. As a result, there is not a single strong reference that says that the spread of Islam in the ancient archipelago was in radical ways. The history of Islam in the archipelago has experienced struggles with diverse localities. Islam exists not to break down or cut down existing local traditions and culture, but to try to dialect with the context in which Islam exists. Because of its flexible nature, Islam is able to survive and develop so as to emerge a new style of Islam that is unique and does not exist in any part of the world.AbstrakFenomena keagamaan islam di Indonesia pasca reformasi ditengarai banyak mengalami ekstrimisme dan radikalisme. Ledakan terorisme atas nama Islam yang terjadi antara tahun 1998 hingga 2018 menjadikan wajah Islam Indonesia mendapat sorotan di dunia. Padahal sejatinya Islam yang ada di Indonesia adalah Islam yang mengedepankan prinsip moderat (tawassuth/washatiah) dalam berdakwah, yaitu mengambil jalan tengah di antara dua kutub ekstrim yang berlawanan. Metode dakwah Washatiyatul Islam atau Moderasi Islam adalah metode dakwah yang mengedepankan nilai-nilai Islam Rahmatan Lil Alamin. Dakwah yang ramah dengan tradisi, sehingga dapat tumbuh dalam masyarakat yang multikultultural dan multireligi. Karakteristik Islam akomodatif inilah yang menjadi benteng pencegahan faham keagaamaan radikal. Artikel ini dengan menggunakan pendekatan epistemologis-historis-holisitik ingin menelisik konsep moderasi Islam dalam konteks bangsa Indonesia dan kedangkalan nalar beragama. Hasilnya, tak ada satupun referensi kuat yang mengatakan bahwa penyebaran Islam di Nusantara zaman dahulu adalah dengan cara-cara radikal. Sejarah Islam di Nusantara telah mengalami pergumulan dengan lokalitas yang beragam. Islam hadir bukan untuk mendobrak atau membabat habis tradisi dan budaya lokal yang ada, melainkan mencoba untuk berdialektika dengan konteks di mana Islam berada. Oleh karena sifat fleksibelnya itu, Islam mampu bertahan dan berkembang sehingga memunculkan corak keislaman baru yang khas dan tidak ada di belahan dunia manapun