Telaah Hadis tentang Doa Buka Puasa dan Pendapat Ulama Fiqh

Abstract

Tulisan ini mengkaji hadis tentang doa buka puasa yang masyhur dibaca umat Islam setiap bulan puasa. Bunyi doa tersebut adalah “Allahumma laka sumt wa bika amant wa ‘ala rizqika aftart birah mataika ya arh}am al-rahimin”.  Urgen mengkaji ulang hadis doa ini karena di satu sisi doa tersebut sangat populer di masyarakat, tapi di sisi lain dipermasalahkan oleh sebagian kalangan karena dianggap hadisnya lemah. Penelitian ini bersifat kritis analitis dengan menggunakan teori takhrij dan naqd al-hadis dan dengan pendekatan ilmu hadis dan pendekatan normatif yuridis. Dengan takhrij ditemukan ada lima riwayat hadis. Abu Daud. Al-Baihaqi, Al-Tabrani. Ibbn Abi Syaibah dan Al-Daraqutni. Berdasarkan hasil kritik sanad dan kritik matan terhadap  kelima hadis tersebut disimpulkan bahwa hadis Abu Daud dan Al-Baihaqi daif mursal, hadis Ibn Abi Syaibah hasan, hadis Al-Tabrani dan Al-Daraqutni daif matruk. Hadis Ibn Abi Syaibah mengangkat status hadis Abu Daud dan Al-Baihaqi menjadi hasan ligairih. Ulama fiqh khususnya pengikut keempat mazhab tidak berselisih pendapat bahwa lafaz doa buka puasa adalah “Allahumma laka shumt wa ‘ala rizq aftart.” Namun sebagian ulama hanya mencukupkan doanya dengan lafaz tersebut, dan sebagian yang lain menambahkannya dengan lafaz-lafaz tertentu. Kedua pendapat tersebut benar, dan perbedaannya merupakan keragaman pendapat bukan kontradiksi yang bertentangan.