EKSPLORASI, INVENTARISASI, KOLEKSI DAN PEMANFAATAN PADI GOGO LOKAL VARIETAS TANGSE DI KABUPATEN PIDIE

Abstract

Kegiatan eksplorasi dan inventarisasi dilakukan pada awal tahun 2014 di Desa Manee, Kabupaten Pidie. Varietas Tangse dikenal juga dengan sebutan padi “Si Cantik Manis” oleh petani. Keunggulan varietas ini adalah rasa nasi yang pulen, lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit (testimoni petani pelestari belum dibuktikan secara ilmiah) karena mudah dalam pemeliharaan dan tanaman jarang terserang penyakit kecuali keong dan burung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data potensi kekayaan sumber daya genetik (SDG) tumbuhan padi lokal di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Metodologi penelitian antara lain eksplorasi, inventarisasi, karakterisasi, koleksi insitu. Hasil karakterisasi tersebut dikoleksi dan data yang dihasilkan disimpan dalam database dan dapat digunakan dalam bank data pemuliaan varietas. Data hasil karakterisasi dikirim dan dikoleksi di Balai Besar Bioteknologi Pertanian, Bogor. Tanaman padi Tangse saat ini sudah sangat jarang dibudidayakan lagi di Kabupaten Pidie bahkan di Desa Manee yang dulunya pusat penanaman padi Tangse. Varietas padi Tangse memiliki 2 jenis aksesi yang berbeda secara morfologi yaitu perbedaan pada tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang daun, panjang malai, warna batang, warna gabah dan jumlah gabah per malai. Perbedaan umur berbunga, umur panen, tinggi tanaman masih bervariasi di dalam masing-masing aksesi, hal ini disebabkan varietas lokal Tangse ini belum dilakukan pemurnian varietas sehingga keragaman genetik masih tinggi. Umur varietas Tangse yang tidak terlalu panjang berkisar 97-130 HST (hari setelah tanam) dengan umur bibit rata-rata 20 – 25 HSS (hari setelah semai). Varietas Tangse ini masih termasuk kategori berumur sedang sehingga menjadikan varietas ini memiliki peluang untuk dilestarikan dan dikembangkan di masyarakat petani kembali.