EKSPLORASI DAN INVENTARISASI PADI LOKAL SIGUPAI: AROMATIK PANDAN, RASA NASI PULEN, EFISIENSI PUPUK, BERUMUR SEDANG, DISUKAI PETANI DAN PEDAGANG

Abstract

Eksplorasi dilakukan sejak tahun 2013 sampai 2014 di Desa Kepala Bandar, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya. Tanaman padi Sigupai merupakan ikon kabupaten Aceh Barat Daya yang dikenal dengan sebutan bumi breuh Sigupai (bumi tempat tumbuhnya beras Sigupai). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data potensi kekayaan sumber daya genetik (SDG) tumbuhan lokal di Provinsi Aceh. Metodologi penelitian antara lain eksplorasi, inventarisasi, karakterisasi, koleksi insitu. Hasil karakterisasi tersebut dikoleksi dan data yang dihasilkan disimpan dalam database dan dapat digunakan dalam bank data pemuliaan varietas. Data hasil karakterisasi dikirim dan dikoleksi di Balai Besar Bioteknologi Pertanian, Bogor. Tanaman padi Sigupai ini sudah sangat jarang diusahakan lagi di Kabupaten Aceh Barat Daya. Hal ini disebabkan umur padi yang relatif lama pada saat diusahakan secara gogo. Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh petani pelestari yang didampingi oleh penyuluh dan Dinas setempat, penanaman Sigupai pada lahan sawah menunjukkan umur panen yang lebih cepat yaitu ± 125 HSS (hari setelah semai) dengan menggunakan 2 (dua) metode yaitu tanam benih langsung (tabela) dan tanam bibit muda umur 7 – 12 HSS. Hasil yang didapat umur panen tidak jauh berbeda berkisar 124 – 129 HSS. Perbedaan umur ini bisa disebabkan varietas lokal Sigupai ini belum dilakukan pemurnian varietas sehingga keragaman genetik masih tinggi. Selain umur panen perbedaan yang terjadi pada tinggi tanaman, umur berbunga, panjang malai dan jumlah gabah per malai. Umur varietas Sigupai yang terlalu panjang masih termasuk kategori sedang menjadikan varietas ini memiliki peluang untuk dilestarikan dan dikembangkan di masyarakat petani kembali khususnya petani di Kabupaten Aceh Barat Daya.