AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SEMBUNG (Blumea balsamifera (L.) DC.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Abstract

Penggunaan antimikroba seperti antibiotik secara meluas dan tidak rasional dapat menyebabkan keadaan resistensi sehingga diperlukan suatu alternatif seperti mencari senyawa-senyawa yang berpotensi sebagai antibiotik dari tumbuhan yang memiliki khasiat obat. Salah satu tumbuhan yang berkhasiat obat adalah daun sembung (Blumea balsamifera (L.) DC.) yang secara tradisional dapat digunakan untuk mengatasi nyeri perut, infeksi pernafasan, diare, flu, demam, sariawan, dan bronkitis. Penelitian yang berjudul “Aktivitas Antibakteri Ektrak Etil Asetat Daun Sembung (Blumea balsamifera (L.) DC.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)” telah dilakukan untuk mengetahui dan mengukur aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat daun sembung terhadap pertumbuhan bakteri MRSA. Pengujian yang dilakukan meliputi karakterisasi ekstrak, skrining fitokimia dan uji aktivitas antibakteri terhadap ekstrak etil asetat daun sembung menggunakan metode difusi Kirby-Bauer dengan variasi konsentrasi ekstrak yaitu 10, 20, dan 30%. Karakterisasi ekstrak etil asetat daun sembung diperoleh kadar air 20,4293±0,94; kadar sari larut air 11,9486±0,7738%; kadar sari larut etanol 63,5824±0,7682%, dan abu total 0,1812± 0,02%. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat daun sembung mengandung senyawa flavonoid, terpenoid/steroid, dan alkaloid. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat daun sembung pada konsentrasi 10; 20; dan 30% memiliki aktivitas antibakteri dengan diameter zona hambat berturut-turut adalah 10,83 ± 0,19; 12,41 ± 0,25; dan 13,59 ± 0,06 mm. Berdasarkan diameter zona hambat yang terbentuk, ekstrak etil asetat daun sembung memiliki aktivitas antibakteri yang tergolong kuat.