TINGKAT KEMATIAN LARVA CULEX QUINQUEFASCIATUS HOMOZIGOT SELEKSI INDUKAN TUNGGAL TERHADAP INSEKTISIDA MALATION 1PPM

Abstract

Nyamuk Culex quinquefasciatus terlapor sebagai vektor penyakit menular tak langsung yaitu limfatik filariasis atau penyakit kaki gajah. Pengendalian penyakit tular vektor adalah dengan pemberantasan vektor penyebab penyakit itu sendiri. Tiga cara pengendalian vektor yaitu secara fisik, biologis dan kimiawi dengan menggunakan insektisida. Secara kimiawi, penggunaan jenis insektisida tertentu yang berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan populasi serangga target yang resisten, resurjensi, ledakan hama sekunder, serta penumpukan residu insektisida di alam yang menimbulkan masalah terhadap manusia, hewan dan hasil pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kematian larva Culex quinquefasciatus homozigot seleksi indukan tunggal (skala laboratorium) terhadap insektisida malation konsentrasi 1 ppm dan 0.001 ppm. Pengamatan kematian larva dimulai dari menit ke 10, 20, 30, 40, 50, 60 dan 24 jam setelah kontak. Pengumpulan data dilakukan di Laboratorium PEK FKH-IPB dari Desember 2013-April 2014. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan rancangan acak lengkap 3x4 pada sampel larva Culex quinquefasciatus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematian larva Culex quinquefasciatus konsentrasi malation 1 ppm adalah 96,5% (F2), 99,9% (F3), 100% (F4/ F5), sedangkan konsentrasi malation 0.001 ppm yaitu 48,5% (F2), 46% (F3), 64,2% (f4), 62% (F5).