BIOEKOLOGI GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) PADA KONFLIK GAJAH-MANUSIA DI PROVINSI ACEH
Abstract
Inventarisasi Konflik manusia-gajah yang terjadi umumnya disebabkan karena kerusakan tanaman pertanian/perkebunan petani. Kerusakan pada tanaman mengakibatkan kerugian sosial ekonomi masyarakat dengan nilai kerusakan terlihat bervariasi di setiap daerah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bioekologi gajah sumatera pada saat masuk ke areal pertanian atau perkebunan sehingga memudahkan upaya dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi konflik manusia-gajah di Provinsi Aceh. Penelitian ini dilakukan pada lima kecamatan yang sering terjadi konflik manusia-gajah kecamatan di Provinsi Aceh. Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan sering terjadinya konflik manusia-gajah di lokasi tersebut yaitu; Kecamatan Cot Girek, Kecamatan Mane, Kecamatan Meureudu, Kecamatan Sampoiniet dan Kecamatan Pante Ceureumen. Penelitian menggunakan cara wawancara dan pengisian kuesioner. Data diperoleh dari masyarakat sebagai subjek utama penelitian, yakni masyarakat yang secara langsung mengalami konflik atau terkena dampak gangguan gajah karena lahan dan tanaman budidayanya dilewati, dimakan dan/atau dirusak gajah, juga kepada tokoh-tokoh adat dan aparat pemerintah daerah di lima wilayah kecamatan konflik. Data yang dikumpulkan meliputi; waktu, jenis kelamin, kelompok sosial, dan jumlah gajah yang datang merusak pemukiman dan tanaman budi daya masyarakat di daerah konflik manusia-gajah. Hasil penelitian di lima kecamatan konflik manusia-gajah diketahui bahwa; gajah yang masuk ke lahan pertanian/perkebunan sering terjadi pada waktu malam hari, berjenis kelamin jantan dan betina, kelompok sosial gajah yang datang beragam komposisi (gajah jantan sendiri (soliter), induk dengan anaknya dan jantan, induk dan anaknya), dengan jumlah individu yang berbeda (1 ekor, 2-10 ekor, 11-20 ekor dan 20 ekor lebih) bersama-sama merusak atau memakan tanaman budidaya.