Pendidikan Berbasis Agama Islam Sebagai Katalisator Di Lingkungan Sosial Perkotaan
Abstract
Pendidikan Islam hendaknya dapat mewarnai kepribadian seserorang, sehingga agama benar-benar manjadi bagian dari pribadinya dikemudian hari. Agama harus dihayati benar dan digunakan sebagai pedoman hidup manusia, maka agama harus menjadi dasar dalam kepribadiannya. Pendidikan Islam harus menyentuh tiga institusi pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Jangan dikesankan bahwa tugas pendidikan hanya tugas guru di sekolah ataupun dosen di kampus, bahkan pendidikan keagamaan (tata cara shalat, mandi hadas besar, dan lain-lain) dikesankan tugas ustadz ataupun guru agama di sekolah/kampus. Orangtua harus senantiasa membentengi keluarga dengan pendidikan keagamaan dan jangan ragu untuk mem-back up anak-anaknya sekolah di lembaga pendidikan keagamaan seperti madrasah ataupun pesantren. Perkembangan/pembentukan kepribadian anak tidaklah terjadi dengan begitu saja, melainkan merupakan perpaduan (interaksi) antara faktor-faktor konstitusi biologi, psiko-edukatif, psiko-sosial dan spiritual. Anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik bilamana diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sehat dan bahagia. Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode influentif yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam menyiapkan dan membentuk anak pada moral, spiritual dan sosial. Realitas kehidupan di perkotaan sudah sangat terkontaminasi dengan pengaruh pragmatism dan hedonisme, sehingga dengan bekal Pendidikan Islam dari tiga lingkungan pendidikan dapat menjadi katalisator diri untuk berinteraksi dalam menyelami kehidupan sosial di perkotaan. Bahkan modernisasi sudah merasuki semua sendi-sendi kehidupan sosial manusia, sehingga terkesan dunia ini tanpa batas lagi, dan hanya dengan Pendidikan Agama Islam yang mejadi “pegangan” sehingga seseorang mampu membentengi diri atau terlibat jauh dengan kehidupan bebas di perkotaan. Kata Kunci: Pendidikan Islam, Katalisator, Kehidupan Perkotaan.