NEO-MODERNISME FAZLURRAHMAN DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Abstract

Hingga kini pendidikan Islam masih berada dalam posisi problematik antara “determinisme historis” dan “realisme praktis” Di satu sisi, pendidikan Islam belum sepenuhnya keluar dari idealisasi kejayaan pemikiran dan peradaban Islam masa lampau yang hegemonic, sementara di sisi lain pendidikan Islam juga dipaksa untuk mau menerima tuntutan-tuntutan masa kini, khususnya yang datang dari Barat dengan orientasi yang sangat praktis. Dalam dataran historis-empiris, kenyataan tersebut seringkali menimbulkan dualisme dan polarisasi system pendidikan di tengah-tengah masyarakat muslim sehingga agenda transformasi sosial yang digulirkan seakan berfungsi hanya sekedar “tambal sulam” saja. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila di satu pihak kita masih saja mendapati tampilan (performance) system pendidikan Islam yang sangat tradisional karena tetap memakai baju lama, sementara di pihak lain kita juga mendapati system pendidikan Islam yang bercorak materialistic-sekularistik.Fazlurrahman sebagai tokoh pembaru Islam mempunyai gambaran tentang perjalanan sejarah pendidikan, turut serta dalam melihat fenomena kegagalan pemaknaan Al-Quran dan Al-Sunnah oleh umat Islam, sehingga kritik tradisionalisasi ilmu dalam sejarah Islam ia lantunkan dengan gaya pemikiran neo-modernismenya.