PERAN ISTRI PARA NABI: TELAAH PEMIKIRAN MUHAMMAD AMĪN AL-SYINQĪṬĪ DALAM TAFSIR AḌWĀU AL-BAYĀN
Abstract
Al-Qur’ān adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT sebagai penutup kitab-kitab suci sebelumnya kepada seorang nabi penutup para nabi, yang kata-katanya tidak usang dan kandungannya jauh lebih luas. Sulit bagi seseorang yang tidak mendalami bahasa Arab untuk dapat memahami dan merasakannya, namun iman seseorang dilihat dari getaran hatinya ketika mendengar pembacaan ayat-ayat al-Qur’ān. Kesulitan tersebut akan menjadi penghalang bagi pembaca maupun pendengar dalam menyelami makna kandungannya. Padahal sebagai sebuah petunjuk, al-Qur’ān harus bisa dipahami, dinikmati, dan diamalkan, bukan hanya sekedar menjadi bacaan ritual belaka. Mengatasi masalah demikian, al-Qur’ān menempuh berbagai cara guna mengantar manusia kepada kesempurnaan kemanusiaannya, antara lain dengan mengemukakan kisah-kisah baik bersifat faktual maupun simbolik disamping seperangkat ilmu lainnya. Banyaknya kisa-kisah yang diceritakan dalam al-Qur’ān terutama kisah pasangan suami istri pada kehidupan Nabi dan Rasul membuat penulis tertarik memilih tema terkait dengan peran istri para Nabi dalam al-Qur’ān. Untuk itu dengan penelitian ini peneliti ingin mengetahui ayat-ayat tentang Istri para nabi dalam al-Qur’ān dan Peran Istri para nabi dalam al-Qur’ān menurut pemikiran Muhammad Amīn Al-Syinqīṭī Dalam Tafsir Aḍwāu Al-Bayān fī Īḍāhi al-Qur’ān bi al-Qur’ān, sehingga dapat disimpulkan bahwa istri-istri para nabi mempunyai peran sangat penting bagi perjalan dakwah para nabi tersebut. Sebagaimana dijelasakan bahwa istri-istri nabi mempunyai peran memberikan ketenangan, menyalurkan hasrat atau kebutuhan dan kesenanga biologis dan psikologis serta berfungsi sebagai wadah dalam melanjutkan dan memelihara keturunan demi kelanjutan dakwah para nabi