Al-Ḍowābiṭ al-Taʿlīmiyyah fī Takwīn Najāḥ Muʿallim

Abstract

Pendidikan di dalam Islam memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Pendidikan adalah proses perbaikan yang terwariskan dari para Nabi dan Rasul ‘Alaihim al-Salām dalam menyampaikan pesan Ilahi, sehingga setiap pelaku pendidikan memiliki kedudukan mulia sebagaimana kemuliaan para Nabi dan Rasul. Mereka bak mentari yang menyinari, sehingga siapa yang mengambil ilmunya maka selamat dan siapa yang meninggalkannya maka dia celaka. Kebutuhan kepada sang pendidik yang mumpuni teramat besar terutama di saat kejahilan dan fitnah mulai merebak dan merusak. Kerusakan itu terlihat dari jauhnya masyarakat dari tuntunan dan ilmu yang seharusnya tergambar dalam ucapan dan pola tingkah laku mereka. Di sisi lain keberadaan sang pendidik sendiri yang telah berubah dari sosok yang mendidik menjadi sosok yang dikeramatkan, sikap berlebih-lebihan dalam menyanjung sang pendidik atau tokoh yang dianggap berilmu telah mengesampingkan fungsi ilmu itu sendiri dan lebih kepada pengkultusan yang diharapkan keberkahan, sehingga munculnya sikap berlebihan tersebut menjadi fitnah tersendiri yang tidak hanya menimpa masyarakat akan tetapi terlebih kepada sang pendidik yang telah terabaikan oleh keuntungan materi dari situasi fitnah ini. Karena itu kebutuhan kepada sang Pendidik yang Rabbani menjadi sebuah kebutuhan pokok yang sangat besar dalam menyelamatkan masyarakat dari fitnah kejahilan dan pengkultusan.