Pendalilan ʿAbd al-ʿAzīz al-Kinaniy di Kitab al-Ḥaydah dalam Menetapkan Akidah al-Qurʾān Kalām Allah

Abstract

Sebaik-baik zaman adalah tiga generasi pertama: zaman kenabian, zaman sahabat dan zaman tabi’in, pada zaman ini belum terjadi perbedaan pendapat di dalam masalah pokok akidah. Pada zaman Nabi dan dua khalīfah al rāshidīn belum muncul kelompok-kelompok menyimpang. Di akhir kekuasaan Uthmān muncul kelompok khawārij, kemudian pada zaman Ali muncul kelompok Rafīḍah dan seterusnya muncullah kelompok-kelompok yang lainnya seperti Qadariyyah, Jabariyyah, Muʿtazilah dan Jahmiyyah. Kelompok-kelompok tersebut mencetuskan akidah-akidah baru yang belum pernah dinukilkan dari Nabi dan para sahabat beliau, diantara akidah baru yang berkembang dan dimunculkan Jahmiyyah adalah akidah al-Qurʾān adalah makhluk. Akidah ini menjadi akidah negara pada masa dinasti Abbāsiyyah, tercatat dalam sejarah tiga khalīfah Abbāsiyyah yang memaksakan akidah ini untuk dianut oleh umat Islam saat itu, mereka adalah: al-Maʾmūn, al-Muʿtaṣim, dan al-Wāthiq. Meskipun demikian terdapat ulama yang menentang akidah tersebut diantaranya adalah ʿAbd al-ʿAzīz Kināniy, pertentangannya terhadap akidah al-Qurʾān makhluk tergambar jelas dalam buku beliau al-Ḥaydah. Pada penelitian ini penulis mencoba untuk mengeksploitasi tentang dalil-dalil yang digunakan oleh ʿAbd al-ʿAzīz Kināniy di dalam menetapkan akidah al-Qurʾān kalām Allah. Setelah menganalisa kitab tersebut penulis mendapati bahwa ʿAbd al-ʿAzīz Kināniy di dalam menetapkan akidah al-Qurʾān kalām Allah berdalil dengan tiga pendalilan, yang pertama adalah al-Qurʾān, yang kedua adalah logika dan yang ketiga adalah analogi.