Errors Behind Asking Open-Ended Questions: A Study in Individual Counseling Class

Abstract

The skill of asking open-ended questions is one of the most important skills in counseling. Asking the right questions may help a counselor to understand the counselee's situation. This study aims to reveal the errors in asking open-ended questions during the implementation of individual counseling conducted by  27 fourth-semester students of the Guidance and Counseling Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teaching Training, State Islamic Institute (IAIN) Bukittinggi. The research was conducted through a quantitative approach. This research found that there were some common errors made by students when using open-ended questions; they were 1) 70.37% of students used open-ended questions that were not coherent, 2) 66% of students used open-ended questions “why” in their question, 3) 40.74% used repeated open-ended questions that have the same meaning, 4) 29.62% used open-ended questions that did not in line with the context, 5) 14.81% students used open-tailed questions, 6) 11.11% students used 2 open-ended questions simultaneously at the same time, and 7) there were 11.11% who did not use open-ended questions at all during the counseling processBertanya adalah salah satu keterampilan yang paling penting dalam proses konseling. Pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang tepat dapat membantu konselor memahami situasi konseli, alasan konseli menemui konselor, harapan-harapan konseli, dan informasi-informasi yang relevan dengan situasi yang dihadapi oleh konseli saat itu. Keterampilan menggunakan pertanyaan terbuka merupakan salah satu dari keterampilan bertanya yang penting tersebut. Penelitian ini berupaya mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang digunakan oleh 27 orang mahasiswa semester IV Program Studi Bimbingan dan Konseling Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi dalam pelaksanaan konseling individual. Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kesalahan-kesalahan penggunaan pertanyaan terbuka dalam konseling individual yang dilakukan oleh mahasiswa. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kuantitatif. Melalui penelitian ini diperoleh informasi bahwa, terdapat beberapa kesalahan umum yang dilakukan mahasiswa pada saat menggunakan pertanyaan terbuka yaitu 1) 70,37% mahasiswa menggunakan pertanyaan terbuka yang tidak runtut, 2) 66% mahasiswa menggunakan pertanyaan terbuka dengan kata tanya mengapa, 3) 40,74% menggunakan pertanyaan terbuka yang berulang dengan makna sama, 4) 29,62 % menggunakan pertanyaan terbuka yang tidak sesuai konteks, 5) 14,81% mahasiswa menggunakan pertanyaan terbuka mengekor, 6) 11,11% mahasiswa menggunakan sekaligus 2 pertanyaan terbuka dalam waktu yang sama, dan 7) terdapat 11,11 persen yang sama sekali tidak menggunakan pertanyaan terbuka selama proses konseling.