PENDIDIKAN BERBASIS EKSISTENSIALIS
Abstract
Dunia saat ini dihadapkan pada—apa yang disebut oleh Ziauddin Sardar sebagai—global problematique, problem yang terintegrasi dengan berbagai peristiwa global. Situasi ini tanpa disadari telah menubuh pada hampir setiap negara, termasuk Indonesia, dan menimbulkan kemulut muliti-dimesional yang menjadi rangkaian interdependensi masalah. Usaha untuk melakukan perubahan pada akhirnya menjadi utopis dan nyaris mustahil. Gagasan pemuda eksistensialis dinantikan untuk menjadi tawaran alternatif bagi kemelut ini. Salah satu langkah melahirkan pemuda eksistensialis adalah dengan merekontruksi pola pikir dan membenahi karakter. Melalui rekontruksi ini diharapkan pemuda eksistensialis mampu menegasikan utopia perubahan itu, karena pemuda eksistensialis merupakan mereka yang tidak hanya bebas dalam menentukan arah hidup, tetapi juga mereka yang mampu bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukannya. Alhasil, sebagai solusi dari global probelmatique, pemuda eksitensialis diharapkan lahir dengan ide-ide cemerlang dan merealisasikannya secara total. Implikasi dari studi ini, secara teoritis, pemuda eksistensialis bukan mereka yang menyerah pada kondisi sosial yang carut-marut, melainkan mereka yang berusaha menunjukkan eksistensinya dan merangkul yang ada di sekitarnya untuk menciptkan tatanan sosial yang kondusif. Secara praksis, kajian ini menjadi langkah penyadaran terhadap pemuda bahwa mereka seharusnya memiliki pemikiran integralistik dan eksistensialis dengan menempatkan dirinya sebagai individu yang berperan penting dalam mendesain berbagai keilmuan seraya menyadari ke-diri-annya dalam dunia yang faktis ini.