Pendidikan Moral Berbasis Agama Filsafat Psikologi dan Sosiologi

Abstract

Sentuhan aspek moral atau akhlak dan budi pekerti menjadi sangat kurang. Demikian pula, sentuhan agama yang salah satu cabang kecilnya adalah akhlak atau budi pekerti menjadi sangat tipis dan tandus. Padahal roda terus berputar dan berjalan, budaya terus berkembang, teknologi berlari sangat pesat, dan arus informasi global bagai tidak terbatas dan tidak terbendung lagi. Sebagai akibatnya adalah budaya luar yang negatif mudah terserap tanpa ada filter yang cukup kuat. Gaya hidup moderen yang konsumeristik-kapitalistik dan hedonistik yang tidak didasari akhlak dan budi pekerti yang luhur dari bangsa ini cepat masuk dan mudah ditiru oleh generasi muda. Perilaku negatif, seperti tawuran, anarkis, dan cepat marah menjadi budaya baru yang dianggap dapat mengangkat jati diri mereka. Premanisme ada di mana-mana, emosi meluap-luap, cepat marah dan tersinggung, serta ingin menang sendiri menjadi bagian hidup yang akrab dalam pandangan sebagian dari diri masyarakat sendiri. Kenyataan lain juga menunjukkan adanya indikator budi pekerti dan moral yang gersang adalah banyaknya terjadi kasus pelecehan seksual yang dilakukan. Diberikannya pendidikan moral bagi anak diharapkan dapat mengubah perilaku anak, sehingga peser-ta didik jika sudah dewasa lebih bertanggung jawab dan menghargai sesamanya dan mampu menghadapi tantangan jaman yang cepat berubah. Di sinilah pentingnya nilai-nilai moral yang berfungsi sebagai media transformasi manusia Indonesia agar lebih baik, memiliki keunggulan dan kecerdasan di berbagai bidang; baik kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, kecerdasan spiritual, kecerdasan kinestika, kecerdasan logis, musikal, linguistik, kecerdasan spasial.