Yasinan Rabu Wage Masyarakat Dukuh Sambong Bojonegoro (Studi Living Qur’an)
Abstract
Living Quran merupakan kajian terhadap teks Quran yang hidup di tengah masyarakat sebagai fenomena dengan cara menerima, merespon, memanfaatkan atau menggunakannya. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna dan nilai yang terkandung dalam tradisi Yasinan Rabu Wage di Sambong Kedungrejo. Tulisan ini menggunakan pendekatan etnografis melalui penelitian living Quran disertai dengan metode deskriptif kualitatif, juga berfokus pada teori Interpretasi Budaya dari Clifford Geerts. Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian lapangan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun tradisi ini dibentuk untuk menjadikan masyarakat yang beriman dan bertaqwa, juga menguatkan ukhuwah islamiyah. Tradisi yasinan lengkap dengan tahlil, sholawat, dan ceramah setiap rabu wage di masjid atau mushola secara berangsur-angsur. Terdapat beberapa simbol dalam tradisi ini, sehingga menciptakan aura kebenaran yang kemudian memunculkan motivasi dan perasaan yang unik akan terlihat realistis. Maka tradisi yasinan ini menjadi pemuas jiwa yang rindu pada Robb-Nya. Tradisi ini di bungkus dengan unik tanpa melupakan konsep dakwah islam. Adapun simbol dalam penelitian ini, yaitu pembacaan Surat Yasin, pembacaan Tahlil beserta Doa, Qiroah, Lantunan Sholawat Nabi, Sambutan-sambutan dan di akhiri dengan Ceramah oleh Kyai setempat