Telaah Hadis Nabi Sebagai Pendidik

Abstract

Pendidik dalam perspektif islam tidak tertepas dari upaya merujuk kepada konsep-konsep al-Qur’an dan hadis. Peran Rasul Muhammad SAW. Adalah pendidik umat islam khususnya dan juga untuk sekalian alam. Hadis Nabi pada kenyataannya sebagai dokumentasi pemberitaan tetang kehidupan Nabi selama masa hidupnya. Ulama membagi hadis kepada tiga bagian; hadis qauliah (hadis perkataan), hadis fi’liah (hadis perbuataan) dan taqrir Nabi (ketetapan Nabi). Telaah tentang hadis nabi sudah sejak masa kenabian, masa sahabat, masa tābi’in dan seterusnya masa para imam hadis yang menyusun kitab-kitab referensi hadis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keorisinilan sebuah makna hadis Nabi SAW, yaitu: “Nabi adalah seorang pendidik/guru,” sehingga dapat dijelaskan kualitas hadis tersebut. Metode penelitian ini kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis dengan instrumen ilmu al-jarh wa al-ta’dil. Hasil dari penelitian diperoleh beberapa hal sebagai berikut: a. Data-data antara guru dan murid dalam jalur sanad melalui penelitian kepada kitab-kitab al-jarh wa al-ta’dil menunjukkan ada kesinambungan, kemudian menjadi pertimbangan dalam menetapkan bahwa hadis-hadis tersebut muttashi (bersambung). b. Data-data tahun wafat para periwayat hadis menjelaskan bahwa umur manusia yang logis, menjadi pertimabangan bahwa mereka pernah bertemu dalam situasi pembelajaran antara guru dan murid. Data tersebut menjadi petunjuk bahwa hadis ini muttashil (bersambung). c. Data-data tentang komentar-komentar para ulama kritikus hadis tentang sifat-sifat yang melekat pada diri para periwayat hadis berada pada posisi al-ta’dil peringkat pertama sampai keempat. Ulama hadis sepakat bahwa posisi al-ta’dil dari tingkat pertama sampai keempat bisa dijadikan hujjah syar’i dalam praktik kehidupan umat Islam. d. Hadis pertama, kedua dan hadis pembanding semua termasuk hadis muttashil dan shahih dari kajian sanad hadisnya.