MAJELIS MUJAHIDIN INDONESIA (MMI) DI TENGAH ISU PENERAPAN SYARIAT ISLAM (Studi Analisis Teori Gerakan Sosial)
Abstract
Majelis Mujahidin muncul ke permukaan tidak semata-mata karena aspek yang bersifat situasional (konteks sosial, struktural, dan kultural). Tetapi munculnya MMI karena dorongan keyakinan dan paham keagamaan yang ingin mencetakulang (reproduksi) tipe ideal Islam zaman Nabi dan generasi “Salâf al-Shâlih” (generasi terbaik sesudah Nabi) secara harfiahdan formal. MMI menganut paham ideologis (Islamisme, Ideologi Islam) yang bertolak dari pandangan integralisme Islam. Gerakan Islam MMI merupakan penjelmaaan dari reproduksi (cetak-ulang) Revivalisme dan Neorevivalisme Islam yang cenderung tradisional dan konservatif sebagaimana ditemukan dalam gerakan Wahhabiyah, Ikhwanul Muslimin, Jamaah Islamiyyah di Taliban. Gerakan MMI dalam perspektif psikologi sosial lahir dalam bingkai/framing perasaan tidak adil atas perlakuan terhadap suatu kelompok partisipan, identitas kelompok yang mendefinisikan “kita” sebagai korban ketidakadilan oleh kelompok sosial lain, rezim, dan agensi. Perasaan ini dirasakan bersama oleh suatu kolektivitas umat karena Islam sebagai identitas.