APOLOGETIKA DIALOGIS
Abstract
Aliran Kebatinan Paguyuban Ngesti Tunggal (PANGESTU) sedang berkembang pesat. PANGESTU mengklaim bahwa semua agama sama saja dan sebagai intisari ajaran semua agama formal. Konteks postmodern yang menjunjung tinggi pluralisme dan relativisme kebenaran merupakan tantangan dalam pemberitaan Kabar Baik khususnya kepada pengikut PANGESTU sehingga diperlukan cara baru dengan menerapkan apologetika untuk menjangkau kaum postmodern. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan penerapan apologetika sebagai model percakapan Kabar Baik dalam konteks kebatinan PANGESTU. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan yaitu hermeneutika alkitabiah dan studi literatur. Peneliti menemukan “Apologetika Dialogis Olah Rasa” sebagai model percakapan Kabar Baik dalam konteks kebatinan PANGESTU, yang terdiri dari 4 tahap percakapan yaitu: Tahap I, Membangun relasi dialogis dengan pengikut PANGESTU; Tahap II, Apologetika dialogis olah rasa sebagai pra pemberitaan Kabar Baik; Tahap III, Proklamasi Kabar Baik; Tahap IV, Apologetika dialogis olah rasa sebagai pemuridan.