KE-MUTAWATIR-AN AL-QUR’AN: Metode Periwayatan dalam Sejarah Al-Qur’an
Abstract
Al-Qur’an diriwayatkan secara mutawatir > , baik makna dan lafalnya.Ke-mutawa>tir-an al-Qur’an menunjukkan derajat sahih yangpaling tinggi dalam tradisi periwayatan. Tidak ada selain al-Qur’anyang memiliki kualitas dan spesifiasi seperti itu. Keotentikanal-Qur’an akan selalu bersinar terang, walaupun ada beberapakelompok dari kalangan insider maupun outsider berusahauntuk meredupkannya. Sebagian dari proyek mereka adalahmemberhangus (menghilangkan??) kaidah yang diterapkangenerasi awal Islam dalam menjaga kemurnian al-Qur’an, denganmelakukan kritikan tajam terhadap metodologi yang digunakanoleh para ulama salaf/ mutaqaddimin. Pada kesempatan ini, kitamasih tetap menggunakan referensi turats sebagai kompas yangmengarahkan kajian kita, serta beberapa referensi terkini, jikadiperlukan. Dari turats inilah kita akan mengetahui, bagaimanapendahulu kita telah menerapkan metode ilmiah untuk menjagakemurnian Islam. Tulisan ini membahas tentang periwayatan alQur’an, termasuk para perawi dan huffdz, serta menyinggungpermasalahan qira’ah yang penuh dengan polemik itu. Temaini sekilas terlihat sederhana, namun ketika dipahami bahwaal-Qur’an menjadi dusturul Hayah bagi manusia, maka ia akanmenjadi sesuatu yang sangat luar biasa.