Majaz Dalam Al Qur’an Sebuah Wacana Keilmuan Islam

Abstract

Artikel ini membahas tentang majaz dalam al-Qur’an. Sebagaimana tawaran yang dikonstruk oleh Amin al-Khulli (w. 1976) memberikankecerahan terhadap penulis, bahwa dalam membahas al-Qur’an, alKhulli mensistematikan dalam dua ruang lingkup besar, yaitu dira>sama hawl al-qur’an dan dirasa fi al-qur’an nafsih. Ayat atau teks al-Qur’an yang menjadi obyek kajian majaz memberikan wacana yang sangat panjang sehingga menimbulkan kontradiktif dalam perkembangannya, dua kekuatan besar dalam bidang keilmuan Islam, yaitu Usuliyyun dan Lughawiyyun memperdebatkan eksistensi majaz dalam alQur’an, sebab pada satu sisi majaz tidak terdapat dalam al-Qur’an karena majaz mengangandung kebohongan, dan al-Qur’an tidak memuat ayat yang menunjukkan kebohonngan. Namun di sisi lain, para Ushuliun membela eksistensi majaz dalam Quran, dengan dasar bahwa al-Qur’an memuat bahasa sastra yang tinggi, dan majaz bagian dari keindahan bahasa al-Qur’an. Atas dasar ini penulis tertarik untuk mengungkap beragam dan wacana majaz yang berkembang.