Melawan Hegemoni Kekuasaan Dengan Nuansa Sufistik: Telaah Tafsir Faidh Al-Rahman Karya Kiai Shaleh Darat
Abstract
Artikel ini membahas tentang Tafsir Faidh al-Rahman fi Tarjamah Tafsir Kalam Malik ad-Dayyan (Limpahan Rahmat Allah dalam Menerjemahkan Tafsir Firman-firman Allah Penguasa Hari Pembalasan) karya Kiai Shaleh Darat. Tafsir yang ditulis dengan menggunakan Bahasa Arab Pegon ini tidak hanya semata-mata bertujuan agar masyarakat pribumi bisa memahami isi kandungan al-Qur’an, tetapi sekaligus dijadikan senjata untuk melawan hegemoni kekuasaan. Di saat Belanda melarang menerjemahkan al-Qur’an, justru Kiai Shaleh Darat berani melawannya dengan menulis sebuah karya tafsir. Apa yang dilakukan oleh Kiai Shaleh Darat berhasil membangkitkan pemikiran para santrinya. Belanda khawatir akan spirit revolusioner yang ada di dalam al-Qur’an sehingga mampu menghidupkan gerakan perlawanan terhadap Belanda. Tafsir Faidh al-Rahman dengan corak sufistiknya telah menjadi ruh hampir di setiap lembarnya. Kiai Shaleh sangat piawai dalam mengkombinasikan penggalian antara makna dhahir dan makna isyarinya secara sinergis. Dengan mengusung corak sufistiknya, tentunya tidak lepas dari proses dialog antara pesan-pesan Tuhan dengan setting sosio-historis yang melingkupinya.