HERMENEUTIKA MUHAMMAD SYAHRUR (Telaah tentang Teori Hudud)

Abstract

AbstrakKajian ini bertujuan untuk memahami hermeneutika Muhammad Syahrur yang dikenal dengan teori hudud atau teori limit. Hal ini bertujuan untuk menawarkan gagasan-gagasan baru dalam metodologi pemahaman terhadap al-Qur’an. Melalui teori limit, Syahrur ingin melakukan pembacaan ayat-ayat muhkamat secara produktif dan prospektif (qira’ah muntijah), bukan pembacaan repetitif dan restrospektif (qira’ah mutakarrirah). Dan dengan teori limit juga, Syahrur ingin membuktikan bahwa ajaran Islam benar-benar merupakan ajaran yang relevan untuk tiap ruang dan waktu. Syahrur berasumsi, kelebihan risalah Islam adalah bahwa di dalamnya terkandung dua aspek gerak, yaitu gerak konstan (istiqamah) serta gerak dinamis dan lentur (hanifiyyah). Sifat kelenturan Islam ini berada dalam bingkai teori limit yang oleh Syahrur dipahami sebagai the bounds or restrictions that God has placed on mans freedom of action (batasan yang telah ditempatkan Tuhan pada wilayah kebebasan manusia).Kata kunci: hermeneutika, Syahrur, teori hudud. AbstractThis study aims to understand the hermeneutics of Muhammad Syahrur known as the hudud theory or the theory of limits. It aims to offer new ideas in the methodology of understanding the Qur'an. Through the theory of limits, Shahrur wanted to read the verses of muhkamat productively and prospectively (qira'ah muntijah) instead of repetitive and restrosive (qira'ah mutakarrirah). And with the theory of limits as well, Syahrur wants to prove that the teachings of Islam really are relevant teachings for every space and time. Syahrur assume, the excess message of Islam is that it contains two aspects of motion, namely constant motion (istiqamah) and dynamic and flexible motion (hanifiyyah). The nature of this Islamic flexibility lies within the frame of the theory of limits which Syahrur understands as the bounds or restrictions that God has placed on mans freedom of action (the limitation that God has placed on the domain of human freedom).Keywords: hermeneutics, Syahrur, the hudud theory.