MODEL HIERARKI KOMUNIKASI ORGANISASI BADAN RESERSE DAN KRIMINAL KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA (BARESKRIM POLRI)

Abstract

AbstrakTugas pokok yang  dijalankan oleh organisasi Polri dibentuk secara nasional dengan konsep organisasi berjenjang mulai dari tingkatan yang bersifat fungsional antara lain fungsi Intelijen, Reserse, Sabhara, Lalu Lintas dan Pembinaan Masyarakat. Namun dalam implementasinya hierarki komunikasi organisasi yang dikembangkan belum berjalan optimal.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang model hierarki komunikasi organisasi Badan Reserse dan Kriminal Kepolisian Republik Indonesia (Bareskrim Polri). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu peneliti mengeksplorasi suatu entitas atau fenomena (kasus) dan aktivitas (program, kejadian, proses, institusi, atau kelompok) terkait pembelajaran di Bareskrim Polri. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dengan informan kunci yaitu. Metode ini ditujukan untuk mendapatkan database informasi yang ada pada setiap informan yaituPimpinan Polri/Kabareskrim Polri atau wakabareskrim, Direktur/Wakil Direktur Bareskrim Polri, Karo Wasidik, Kasub Dit, Kanit, Penyidik.  Tehnik analisis data dilakukan dengan membaca dan memahami berbagai materi emperik (emperical material) yang telah dikumpulkan tersebut kemudian mengkaitkannya dengan key themes pada penelitian ini. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa model hierarki komunikasi mengarahkan kepada siapa anggota organisasi berinteraksi dan berkomunikasi sehingga tidak dianggap salah (secara etika dan displin) baik dalam bersikap dan berperilaku khususnya dalam hubungan person to person. Disisi lain, juga mempunyai hubungan dan saling terkait yaitu mempengaruhi pengelolaan organisasi yang muncul dalam bentuk keputusan, kebijakan dan arahan baik tertulis maupun lisan. Model hierarki komunikasi mendorong terjadinya manajemen pembelajaran yang tertib karena selain tetap membuka pola komunikasi dua arah, diskusi dan dialog serta di dalamnya ada kritik, masukan dan saran. Namun model komunikasi hierarki mensyaratkan komunikasi tersebut secara formal harus berpedoman pada etika,  prosedur  dan  tata cara tertentu. AbstractThe purpose of this study is to examine the hierarchical model of organizational communication for the Indonesian National Police (Bareskrim Polri). This research uses a qualitative research type, namely, researchers explore an entity or phenomenon (cases) and activities (programs, events, processes, institutions, or groups) related to learning at the Police Criminal Investigation Unit. Data collection was carried out by the interview method. This method is intended to obtain a database of information on each informant. The analysis technique is done by reading and understanding various empirical materials that have been collected and then linking them to the key themes in this study. The results of this study prove that the hierarchical communication model directs to whom the members of the organization interact and communicate so that they are not considered wrong (ethically and disciplinarily) both in attitude and behavior, especially in person to person relationships. On the other hand, it also has a relationship and is interrelated, namely influencing organizational management that appears in the form of decisions, policies, and directions both written and oral. The hierarchical communication model encourages orderly learning management because apart from keeping open two-way communication patterns, discussions, and dialogues, and includes criticism, input, and suggestions. However, the hierarchical communication model requires that communication be formally guided by certain ethics, procedures, and procedures.