PERSEPSI SANTRI TERHADAP PEMBELAJARAN DARING DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN AL-HASYIMI KABUPATEN PEKALONGAN

Abstract

Pembelajaran dengan metode daring menjadi salah satu jawaban pembelajaran di masa pandemi corona ini.Tulisan penulis ini ingin melihat bagaimana respon dan praktek pembelajaran daring di Pesantren. Pertanyaan penelitian dirumuskan: Bagaimana persepsi santri terhadap kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren Al-Hasyimi pada masa pandemic covid 19 ini? Dan Apa saja faktor pendukung dan penghambat santri dalam kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren Al-Hasyimi pada  masa pandemic covid 19 ini?. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap suatu  kondisi, baik itu kondisi sosial maupun kondisi lainnya yang ada di masyarakat. Yang dimaksud Persepsi yakni intrepretasi unik dari sebuah situasi. Persepsi bersifat individual, karena persepsi merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam individu, maka dari itu persepsi dapat dikemukakan karena perasaan dan kemampuan berfikir. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan mengeksplorasi dari kecenderungan banyak pesantren dalam menyelenggarakan pendidikan merespon suasanan Pandemi Covid 19 dengan memperjelas pada studi suatu kasus pesantren. Disini Kasus yang dipilih adalah Persepsi santri terhadap pembelajaran daring di pondok pesantren Al Hasyimi Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini menyimpulkan tidak berjalannya pembelajaran online di pesantren adalah karena anggapan santri bahwa gadget maupun smartphone lebih banyak memberikan kerugian dari pada manfaat bagi perkembangan pendidikan di pesantren. Hal ini menjadi sumber masalah utama gagapnya alat teknologi dan komunikasi dipesantren dalam menghadapi pembelajaran daring di masa pandemic seperti ini. Penelitian ini menyarankan perlunya kebijakan baru terkait penggunaan teknologi komunikasi di pesantren. Kalau selama ini masih sangat dilarang, ke depan perlu akses tertentu agar siswa (santri)  dapat menggunakan media komunikasi dalam mengembangkan pembelajaran.