Kekerasan: Mispresentasi Perempuan dalam Ruang Publik (Suatu Agenda Penelitian)

Abstract

Tulisan ini akan menjelaskan kekerasan sebagai misrepresentasi perempuan di dalam ruang publik. penjelasannya merupakan suatu agenda penelitian. Dilatarbelakangi oleh kompleksitas persoalan perempuan, ketika terjadinya kekerasan, harus direspons dengan melibatkan berbagai metode penelitian, baik kualitatif maupun kuantitatif. Permasalahannya, kekerasan yang terjadi dalam berbagai bentuk, sudah menjadi suatu budaya bersama dan telah menjadi praktik kolektif, sehingga kekerasan bukan lagi sesuatu yang bersifat brutal tetapi sebagai (satu-satunya) jalan yang efektif untuk mencapai tujuan-tujuan individu dan bahkan kelompok. Dengan pendekatan yang didasari oleh asumsi bahwa kaum perempuan merupakan kelompok yang sadar dan memahami posisi kultural dan strukturalnya dalam masyarakat, tulisan ini akan menjawab dua pertanyaan. Pertama, apakah masih ada kecenderungan oposisi biner (laki-laki dan perempuan sebagaimana nature terhadap culture) di dalam penelitian gender yang bias pada pemaknaan tunggal dan bersifat satu arah (dari laki-laki ke perempuan)? Kedua, apakah relasi sosial masih bersifat top-down menyangkut hubungan-hubungan yang sinergis dan kemitraan antara laki-laki dan perempuan? Disimpulkan bahwa dengan pendekatan post-feminisme, pembongkaran (dekonstruksi) atas dominasi laki-laki yang menempatkan perempuan sebagai objek, sebagai suatu pemikiran ulang terhadap makna “relasi gender” yang dibangun oleh berbagai proses sosial ekonomi dan politik.