Islam dan Dominasi Maskulin Global: Menimbang Kampus Aman Bagi dan Anak di Banten

Abstract

Paper ini merupakan refleksi kritis atas riset mengenai perlindungan perempuan dan anak korban kekerasan di Banten. Dilatarbelakangi oleh realitas kekerasan terhadap perempuan dan anak yang lewati batas kemanusiaan pada era global ini. Perempuan dan anak sebagai sumber reproduksi dan produktivitas manusia dinistakan dan dialienasikan. Di Indonesia, ada 35 perempuan korban kekerasan seksual tiap hari. Di Banten, jumlah perempuan dan anak korban kekerasan meningkat pada tahun 2013-2015 (822-1753 jiwa). Ada dua pertanyaan riset. Mengapa manusia tega melakukan kekerasan terhadap perempuan dan anak? Apa yang mendasari seseorang tega melakukan kekerasan? Di dalam Islam, kekerasan dan segala bentuk praktik kejahatan yang real antikemanusiaan wajib dihapuskan. Negara pun menjamin dan melindungi hak berkeluarga dan berketurunan setiap warganya. Dengan perspektif gender dan kekerasan simbolik Bourdieu, ditemukan bahwa dominasi maskulin global mengonstruksi manusia tega melakukan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Dominasi maskulin global ini didasari oleh budaya patriarki masyarakat Banten. Untuk itu, “kampus aman” merupakan konsep sebagai bentuk tanggung jawab sosial keagamaan dipertimbangkan untuk melindungi perempuan dan anak secara periodik, sustainble, dan intensif.