PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR ANAK OLEH ORANG TUA PASCA PERCERAIAN
Abstract
Jember is a district with a high divorce rate in the East Java province. Divorcing leaves behind a victim which is the child of a divorced couple. Children who are victims of broken home usually have negative behavior both for themselves and the surrounding environment due to family conditions that are broke apart. In addition, the needs of broken home child unlike when the family is still intact. But the children's victim of the divorced parents in Tegalsari Village did not show deviant behavior like most children who were victims of broken home. The purpose of this study is to describe how to fulfill the basic needs of children by parents after divorce. The approach of this research is qualitative and uses descriptive type of research. Determination of informants in this study using a purposive technique. The technique of collecting data uses observation, interviews, and documentation. Data analysis used data reduction, data presentation, and conclusion or verification. The data validity technique used is in the form of source triangulation. The results showed that both divorced parents still met their children's needs even though they were not in one house. Needs fulfilled by parents are educational needs, health needs and needs of achievement. The way fathers and mothers fulfill their children's needs is somewhat different. Mothers in meeting their children's needs are more responsive, organized and resilient starting from simple things to serious problems. While the father in fulfilling his children's needs is less sensitive to the needs of his child. It means that the father in meeting the needs of his children seems serious when the problem is considered very important, for example a child who is seriously ill must be taken to the hospital and others. Jember merupakan salah satu kabupaten dengan tingkat perceraian yang tinggi di Provinsi Jawa Timur. Perceraian meninggalkan korban yang merupakan anak dari pasangan yang bercerai. Anak-anak yang menjadi korban broken home biasanya memiliki perilaku negatif baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya akibat kondisi keluarga yang berantakan. Selain itu, kebutuhan anak broken home tidak seperti saat keluarga masih utuh. Namun anak-anak korban dari orang tua yang bercerai di Desa Tegalsari tidak menunjukkan perilaku menyimpang seperti kebanyakan anak yang menjadi korban broken home. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana pemenuhan kebutuhan dasar anak oleh orang tua pasca perceraian. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dan menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Teknik keabsahan data yang digunakan berupa triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua orang tua yang bercerai tetap dapat memenuhi kebutuhan anaknya meskipun tidak berada dalam satu rumah. Kebutuhan yang dipenuhi oleh orang tua adalah kebutuhan pendidikan, kebutuhan kesehatan dan kebutuhan berprestasi. Cara ayah dan ibu memenuhi kebutuhan anak mereka agak berbeda. Ibu dalam memenuhi kebutuhan anaknya lebih tanggap, teratur dan ulet mulai dari hal yang sederhana hingga masalah yang serius. Sedangkan ayah dalam memenuhi kebutuhan anaknya kurang peka terhadap kebutuhan anaknya. Artinya bapak dalam memenuhi kebutuhan anaknya nampak serius padahal masalah dianggap sangat penting, misalnya anak yang sakit parah harus dibawa ke rumah sakit dan lain-lain.