TRANSFORMASI NILAI-NILAI ISLAM DALAM SYAIR NABI YUSUF VERSI BAHASA MADURA
Abstract
Sebuah karya sastra tidak bisa lepas dari kondisi masyarakat dan situasi budaya tempat karya itu dihasilkan. Dalam hubungan sebab akibat, diasumsikan bahwa pengaruh sosial adalah sebab-sebab yang menghasilkan suatu karya sastra sebagai akibatnya. Dalam fungsi ini, sebuah karya sastra dapat berperan sebagai cerminan situasi masyarakatnya. Refleksi ini bukan sekedar reproduksi realitas sosial menurut berbagai kesan yang masuk dari luar ke dalam persepsi. Refleksi itu sendiri berisi tanggapan dan reaksi aktif terhadap tayangan tersebut. Dengan menganalisis Syair Nabi Yusuf Madura, tulisan ini mencoba mengeksplorasi transformasi nilai-nilai Islam dalam masyarakat Madura dan/atau pengguna bahasa Madura. Dengan menggunakan teori sastra Islam Najib Kailani, penulis akan mengungkapkan tiga poin utama dari Syair Nabi Yusuf Madura. Pertama, konsep muslim ideal menurut masyarakat Madura dalam simbolisme protagonis (al-bathal). Kedua, komitmen (al-iltizam) masyarakat Madura dalam menginternalisasi nilai-nilai Islam. Ketiga, keterikatan (al-irtibath) masyarakat Madura terhadap nilai-nilai Islam. A literary work cannot avoid the condition of the society and the cultural situation in which it is produced. In a causal relationship it is assumed that social influences are the causes that produce a literary work as a result. In this function, a literary work can act as a reflection from the situation of its society. This reflection is not just a reproduction of a social reality according to various impressions that enter from the outside into the perception. Reflection itself contains active responses and reactions to these impressions. By analyzing the Madurese Syair Nabi Yusuf, this paper tries to explore the transformation of Islamic values in Madurese society and/or Madurese language users. By using the Islamic literary theory of Najib Kailani, the writer will reveal three main points from the Madurese Syair Nabi Yusuf. First, the concept of the ideal Muslim according to the Madurese community in the symbolism of the protagonist (al-bathal). Second, the commitment (al-iltizam) of the Madurese community in internalizing Islamic values. Third, the attachment (al-irtibath) of the Madurese community to Islamic values.