BIAS JENDER DALAM MATERI AJAR AQIDAH AKHLAK DI MADRASAH IBTIDAIYAH: Studi Analisis Bias Jender pada Bahasa dan Gambar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bias jender pada gambar dan bahasa yang terdapat pada materi ajar Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah. Pemilihan buku ajar Madrasah Ibtidaiyah yang berperspektif jender adalah tindakan yang tepat, agar kekeliruan pola pikir kognitif dan bentukan afektif maupun psikomotoriknya tidak terlanjur jauh terinternalisasi dari kecakapan, sikap dan perilaku peserta didik. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskrptif. Populasi penelitian ini adalah buku ajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 yang digunakan di Madrasah Ibtida­iyah di kota Salatiga, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Pono­rogo. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling, yaitu berupa buku ajar Aqidah Akhlak yang di­keluarkan oleh beberapa penerbit yang terbanyak digunakan MI di ketiga kota ter­sebut. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara meng­amati (observasi) secara cermat, yaitu mengidentifikasi ada tidaknya bias jender berdasarkan instrumen yang berupa lembar identifikasi bias jender yang berisi tentang paparan gambar-gambar dan kalimat-kalimat yang menunjukkan bias jender pada peran jender seperti peran produktif, reproduktif dan sosial. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis isi (content analysis), sarana tanda (sign-vechile) dan analisis wacana. Hasil penelitian terhadap gambar pada materi ajar Aqidah Akhlak mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, sebagian besar perempuan masih digambarkan pada gambar yang kecil dibandingkan dengan gambar jenis kelamin yang lain, diletakkan pada posisi dibelakang, masih mendapatkan peran yang kurang signifikan bahkan mendiskriditkan perempuan antara lain beberapa sikap negatif yang dilekatkan pada jenis kelamin perempuan. Pelabelan atau steriotipe terhadap per­empuan bahwa perempuan itu makhluk yang lemah, marginalisasi terhadap perempuan sehingga banyak digambarkan bahwa per­empu­an hanya bertindak sebagai pelayan keluarga, istri yang hanya melayani suami dan anak-anaknya, subordinasi terhadap hak per­empuan untuk menjadi anak yang pintar seperti juara kelas, sekolah, mencari nafkah masih jelas terlihat. Selain itu frekuensi gambar yang sering muncul dimasing-masing pelajaran masih didominasi oleh laki-laki.