TRAFFICKING: SISI BURAM MIGRASI INTERNASIONAL

Abstract

Migrasi internasional akan selalu berlangsung sampai kapanpun. Modernisasi dengan kemajuan teknologi transportasi dan infor­masi berpengaruh sangat signifikan bagi meningkatnya volume migran. Banyak faktor yang mendorong orang untuk bermigrasi, diantaranya; politik, agama, pendidikan, psikologis dan ekonomi. Faktor ekonomi merupakan yang paling dominan. Kesejahteraan hidup merupakan tujuan utama mayoritas orang bermigrasi. Segala cara seringkali dilakukan para migran agar bisa mencapai daerah tujuan dan men­dapatkan pekerjaan. Cara legal dan atau ilegal seringkali harus ditempuh. Mereka yang menggunakan cara legal akan me­rasa lebih aman dan nyaman di negara tujuannya. Namun de­mikian, mereka harus me­nempuh prosedur yang rumit dan biaya yang mahal. Kondisi ini membuat banyak orang yang menempuh cara-cara ilegal. Akibatnya banyak yang terjebak dalam mafia internasional yang meraup ke­untung­an dari se­mangat bermigrasi orang-orang yang tidak mau dan mampu me­nempuh cara legal. Mafia pekerja internasional sering­kali meng­arahkan migran masuk dalam pasar hitam dunia kerja. Mereka diperdagangkan (trafficking) untuk menjadi budak, be­kerja secara sembunyi-sembunyi, pekerja seks komersial, dan pekerja anak-anak dengan resiko tinggi. Mafia kerja tersebut me­manfaat­kan kelemahan-kelemahan para migran, diantaranya: minimnya pendidikan, minim­nya ke­te­rampil­­­an, kelemahan fisik (karena perempuan dan anak), mereka yang terjebak utang dan lain-lain. Realitas ini menjadi setali tiga uang karena mayoritas pekerja migran adalah perempuan. Indonesia termasuk negara yang jumlah pekerja migrannya cukup banyak di dunia, dan pekerja migran per­empuan selalu paling banyak setiap tahunnya.