Pemberdayaan Potensi Desa Kedongdong Kidul melalui Gerakan Literasi Digital

Abstract

Kedongdong Kidul Village has a lot of potential from the tourism sector, cottage industry, and education sector. However, information on Kedongdong Kidul village is still considered scarce when looking for data sources via the internet. Through Community Service Lectures with the Asset Based Community Development (ABCD) method which emphasizes two main objectives, namely: first, to publicize village potential through social media; second, digital literacy skills for the community are expected to be a solution to this gap. This service is carried out for 40 days through collecting village potential data, making village potential profiles and providing assistance in the form of social media management workshops and digital literacy skills for the community. This service results in digital literacy and a high increase in community participation in developing village potential through the use of information technology. The very good response from the village government and the community resulted in a new trend, namely "think globally, act locally" which means that the community continues to carry out activities according to local wisdom but is supported by competence in mastering information and communication technology and is globally competitive. Abstrak Desa Kedongdong Kidul memiliki banyak potensi baik dari sektor pariwisata, industri rumahan, dan bidang pendidikan. Namun sayangnya informasi desa Kedongdong Kidul dinilai masih langka apabila dicari sumber datanya melalui internet. Melalui Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) dengan metode Asset Based Community Developement (ABCD) yang menekankan pada dua tujuan utama yaitu: pertama, mempublikasikan potensi desa melalui sosial media; kedua, keterampilan literasi digital bagi masyarakat dan komunitas diharapkan dapat menjadi solusi dari kesenjangan tersebut. Pengabdian ini dilakukan selama 40 hari melalui pengumpulan data potensi desa, membuat profil potensi desa dan melakukan pendampingan berupa workshop manajemen media sosial dan gerakan literasi digital untuk masyarakat. Pengabdian ini menghasilkan literasi digital dan peningkatan partisipasi masyarakat yang tinggi dalam mengembangkan potensi desa melalui pemanfaatan teknologi informasi. Sambutan yang sangat baik dari pemerintah desa dan masyarakat menghasilkan sebuah tren baru yaitu “think globally, act locally” yang bermakna masyarakat tetap melakukan kegiatan seseuai dengan kearifan lokal namun ditunjang oleh kompetensi penguasaan teknologi informasi dan komunikasi dan berdaya saing global.