PERAN KONSEP DIRI, RELIGIUSITAS, DAN POLA ASUH ISLAMI TERHADAP KECENDERUNGAN PERILAKU NAKAL REMAJA DI SMA KOTA CIREBON
Abstract
Perilaku remaja merupakan permasalahan yang selalu menarik untuk dikaji karena deviasi perilaku remaja dalam bentuk kenakalan remaja menunjukan gejala yang semakin meningkat baik itu frekuensi, variasi maupun intensitasnya. Remaja sebagai individu berada pada fase transisi dari anak-anak menjadi dewasa, perubahan ini mendorong remaja untuk mencari jati dirinya. Pada fase pencarian jati diri berbagai potensi perilaku muncul yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris peran konsep diri, religiusitas, dan pola asuh islami sebagai prediktor kecenderungan perilaku remaja. Subyek penelitian ini adalah 221 siswa dan siswi SMA “X” Cirebon. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan menggunakan (1) skala kecenderungan perilaku nakal remaja, (2) skala konsep diri, (3) skala religiusitas, dan (3) skala pola asuh islami. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis regresi berganda. Hasil analisis data menunjukkan bahwa hipotesis terbukti dengan R = 0,862, dan nilai Fregresi = 209,292 (p<0,01). Hasil ini menunjukkan bahwa konsep diri, religiusitas, dan pola asuh islami secara bersama-sama berperan negatif dan signifikan sebagai prediktor untuk kecenderungan perilaku nakal remaja. Ketiga variabel bebas tersebut secara bersama-sama memberikan sumbangan efektif terhadap variabel terikat (kecenderungan perilaku nakal remaja) sebesar 74,3% (R square = 0,743). Ketiga variabel bebas (konsep diri, religiusitas, dan pola asuh islami) mempunyai sumbangan yang berbeda-beda terhadap variabel tergantung (prestasi belajar matematika). Besar sumbangan konsep diri terhadap kecenderungan perilaku nakal remaja sebesar 22,80%, religiusitas sebesar 42,35 %, dan pola asuh islami sebesar 9,15%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa religiusitas mempunyai sumbangan yang paling besar terhadap kecenderungan perilaku remaja. Nilai-nilai ajaran agama diharapkan dapat mengisi kekosongan batin pada diri remaja sehingga selanjutnya remaja dapat menentukan pilihan perilaku yang tepat (sesuai dengan norma dan ajaran agama) dan menghindari perilaku yang menyimp