Transformasi Kebudayaan dalam Prespektif Al-Quran

Abstract

Al-Qur'an is the guidance of mankind throughout the ages in living their lives in order to get happiness, prosperity, and glory as well as safety in this world and the hereafter. Al-Qur'an. If it is seen from who is speaking, it is fitting for mankind not to look for other references in all their activities except for the al-Qur'an, in the sense that all their activities are based on or are in line with the values ​​of the Qur'an. It is very appropriate to do this because it is Allah who is the Creator, the One who knows the human self both physically and mentally. History has proven that anyone who sticks to the practice of the Qur'an istiqomah they get good luck and glory, especially if those who stick to the practice of the Qur'an are a group of humans then extraordinary positive changes will occur soon. The Qur'an in technical practice guides mankind by placing 'amal as central to the meaning of human existence. This view puts humans in a dynamic position, the dynamics lies in human existence in the form of culture. Culture as a form of human existence is constantly in process, namely the process of asserting existence, both individually and collectively. As a holy book that is more concerned with charity than ideas, we will not find the equivalent word in Arabic, al-hadhoroh, or al-tsaqofah, because the word refers to culture as a product. On the other hand, the word charity as a human activity which refers to culture as a process is actually one of the main teachings. 'Charity or work is a rational and effective human effort that is used by him to control his environment and nature. 'Charity or cultural activity is a life activity that is realized, understood and planned and is closely related to values. We can see that culture in the Koran is seen more as a human process to manifest the totality of himself in life, which is called 'amal. Viewing culture as a process is putting culture as the existence of human life. From the description above, it can be concluded that the Qur'an has a central position and is very significant in the process of cultural transformation in its community. Abstrak Al-Qur’an adalah pedoman umat manusia sepanjang zaman dalam menempuh kehidupannya agar mendapatkan kebahagiaan kesejahteraan, kemulyaan, dan kejayaan serta keselamatan di dunia dan akhirat. Al-Qur’an. jika dilihat dari siapa yang berbicaranya maka sudah sepatutnya umat manusia tidak mencari acuan lain dalam segala aktifitasnya kecuali kepada al-Qur’an, dalam artian segala aktifitasnya didasarkan atau sejalan dengan nilai-nilai al-Qur’an. Hal tersebut pantas sekali dilakukan karena yang berbicara adalah Allah Sang Maha Pencipta, Dzat yang paling mengetahui diri manusia baik lahirnya maupun batinnya. Sejarah telah membuktikan siapapun yang berpegang teguh dengan mengamalkan al-Qur’an secara istiqomah mereka mendapatkan keberuntungan dan kejayaan apalagi jika yang berpegang teguh mengamalkan al-Qur’annya adalah sekelompok manusia maka perubahan positif yang luar biasa akan segera terjadi. Al-Qur’an dalam praktek teknisnya membimbing umat manusia dengan meletakkan ‘amal sebagai sentral bagi makna keberadaan manusia. pandangan ini menempatkan manusia pada posisi yang dinamis, dinamikanya terletak pada eksistensi manusia yang berupa kebudayaan. Kebudayaan sebagai wujud eksistensi manusia terus menerus berada dalam proses, yaitu proses pernyataan keberadaan, baik yang bersifat individual, maupun kolektif. Sebagai kitab suci yang lebih mementingkan amal dari pada gagasan, maka kata padanan kebudayaan dalam bahasa arab yaitu al-hadhoroh, atau al-tsaqofah memang tidak akan kita temukan didalamnya, karena kata tersebut menunjuk kepada kebudayaan sebagai produk. Sebaliknya, kata amal sebagai kegiatan manusia yang menunjuk pada kebudayaan sebagai proses, justru merupakan salah satu ajaran pokok . ‘Amal atau karya adalah upaya manusia yang rasional dan efektif yang dipergunakan olehnya untuk menguasai lingkungan serta alamnya. ‘amal atau aktivitas budaya merupakan aktivitas hidup yang disadari, dimengerti dan direncanakan serta berkait erat dengan nilai-nilai. Kita dapat melihat bahwa kebudayaan dalam Al-Qur’an lebih dipandang sebagai proses manusia mewujudkan totalitas dirinya dalam kehidupan, yang disebut ‘amal. Memandang kebudayaan sebagai proses adalah meletakkan kebudayaan sebagai eksistensi hidup manusia. Dari gambaran di atas memberikan kesimpulan bahwa al-Qur’an memiliki posisi sentral dan sangat signifikan dalam proses transformasi budaya di lingkungan umatnya