Inovasi Kebudayaan: Tari Chit Ngiat Pan: Refleksi Hubungan Sosial atas Semboyan “Tong Ngin Fan Ngin Jit Jong”
Abstract
Penelitian ini mengkaji tentang inovasi yang salah satunya adalah inovasi kebudayaan. Kebudayaan yang dikaji merupakan kebudayaan yang terbentuk dari hasil budidaya atau kreativitas manusia yang disebut dengan seni. Seni yang dimaksud adalah seni tari. Fokus pada penelitian ini adalah membahas terkait bagaimana refleksi hubungan sosial atas semboyan “Tong Ngin Fan Ngin Jit Jong” pada Tari Chit Ngiat Pan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisis interpretatif. Data dikumpulkan dengan teknik obesrvasi, wawancara informan yang ditentukan dengan teknik sampling purposive, dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam menganalisis penelitian adalah teori Interaksionisme Simbolik oleh Herbert Blumer dengan tiga hal prinsip utama yaitu meaning, language dan tought. Peneliti menggunakan simbol tari sebagai unit analisis yakni gerak, tata busana, dan tata rias. Pemaknaan (meaning) pada Tari Chit Ngiat Pan menunjukkan adanya penyesuaian dengan makna solidaritas yakni “Tong Ngin Fan Ngin Jit Jong”yang digali lewat simbol tari. Semboyan tersebut merupakan kunci dari penciptaan Tari Chit Ngiat Pan selain dari mengangkat kebudayaan Etnis Tionghoa. Bahasa (language) di peroleh sebagai hasil interaksi dari sesama penari bahwa Tari Chit Ngiat Pan diciptakan berawal dari tujuan kompetisi. Pikiran (tought) adalah kompetisi yang di ikuti adalah suatu tujuan untuk memperoleh kemenangan sehingga dapat melangkah ke tahap internasional. Adanya pemanfataan semboyan “Tong Ngin Fan Ngin Jit Jong”melahirkan akulturasi yang menunjukkan adanya solidaritas antar Etnis Melayu Dan Etnis Tionghoa di Bangka Belitung yang ditunjukkan kembali melalui seni tari.