KEJADIAN INSOMNIA DI MASA PEMBATASAN SOSIAL SKALA BESAR (PSBB) JAKARTA AKIBAT PANDEMIK COVID-19

Abstract

Kasus infeksi SARS-COV-2 telah menjadi Pandemik dan telah merenggut 1 juta nyawa di seluruh dunia. Selama periode epidemi diperkirakan banyak terjadi perubahan terhadap kesehatan mental dan emosi negative terutama pada kelompok populasi yang terisolasi. Salah satu bentuk gangguan tersebut adalah perubahan pola tidur (ritme sirkadian). Penelitian potong lintang (<em>survei</em>) yang dilaksanakan di secara online melalui <em>google form</em> pada Mei 2020. Kriteria inklusi meliputi semua responden usia produktif, Variabel bebas pada penelitian ini adalah kondisi pandemic yang mendorong masyarakat WFH dan PHK sedangkan variabel tergantung pada penelitian ini adalah kejadian insomnia yang diukur dengan kuesioner ISI (<em>Insomnia Severity Index</em>). 281 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Didapatkan prevalensi insomnia berupa Klinis Insomnia (Parah) pada 3 (1,1%), <em>Clinical Insomnia</em> (Sedang) pada 28 (10,0%), Batasan Susah Tidur (Ringan) pada 79 (28,1%), serta Tidak ada insomnia yang signifikan pada171 (60,9%) responden. Analisa statistik <em>Pearson Chi Square</em> didapatkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara PHK, WFH, rasa takut dan pendapatan terhadap kejadian insomnia (p-<em>value</em> &gt; 0,05) Kejadian insomnia di masa PSBB akibat Pandemik COVID-19 cukup tinggi mencapai 110 (39,1%) responden disertai tidak ada hubungan yang bermakna antara PHK, WFH, rasa takut, dan pendapatan terhadap kejadian insomnia