ANALISIS PAPARAN KEBISINGAN TERHADAP STRESS KERJA PADA TENAGA KERJA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PTPN VIII PKS 2 CIKASUNGKA KABUPATEN BOGOR
Abstract
Perkembangan teknologi pada indutri dapat mengakibatkan risiko kesehatan pada pekerja. Kebisingan yang dihasilkan dari mesin dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan auditori maupun non-auditori bagi tenaga kerja. Salah satu gangguan non-auditori dari paparan kebisingan yang dapat mengganggu kinerja tenaga kerja adalah stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan paparan kebisingan terhadap stress kerja pada tenaga kerja pengolahaan kelapa sawit PTPN VIII PKS 2 Cikasungka Kabupaten Bogor Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Jumlah populasi sebanyak 42 pekerja bagian pengolahan dengan jumlah sampel seluruh populasi. Teknik pengambilan sampling menggunakan nonprobability sampling dengan mengambil sampling jenuh. Pengambilan data kebisingan dilakukan dengan pengukuran langsung menggunakan alat sound level meter dan kuesioner. Analisis data penelitian menggunakan aplikasi statistic dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian didapat, intensitas kebisingan di PTPN VIII PKS 2 Cikasungka di enam stasiun berkisar antara 84,6-97,5 dBA dan stress kerja menunjukan bahwa 31 tenaga kerja (73,8%) mengalami stress ringan dan 11 tenaga kerja (26,2%) mengalami stress berat. Hasil uji statistic Chi-Square Test menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara kebisingan dengan stress kerja dengan nilai p-value adalah 1,000 (p>0,05) dan ada hubungan antara beban kerja dengan stress kerja dengan p- value adalah 0,043 (p<0,05) Kesimpulan dari penelitian ini adalah kebisingan di PTPN VIII PKS 2 Cikasungka melebihi nilai ambang batas 85 dBA dengan tidak ada hubungan yang bermakna antara kebisingan dengan stress kerja dan ada hubungan beban kerja dengan stress kerja pada tenaga kerja pengolahan kelapa sawit PTPN VIII PKS 2 Cikasungka Kabupaten Bogor Tahun 2020. Tingkat kebisingan yang tinggi dapat berpotensi menimbulkan stress kerja. Untuk itu disarankan untuk melakukan pengendalian kebisingan dengan cara mengecek, dan memberi pelumas pada mesin dan menyediakan alat pelindung telinga untuk tenaga kerja agar mengurangi tingkat kebisingan yang tinggi.