PENDIDIKAN PESANTREN DALAM PERSPEKTIF KH. ABDURRAHMAN WAHID

Abstract

Artikel ini membahas tentang pendidikan pesantren dalam perspektif KH. Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. Gus Dur menyatakan bahwa pesantren bersifat dinamis, terbuka pada perubahan, dan mampu menjadi penggerak perubahan yang diinginkan. Bahkan lebih dari itu, Gus Dur juga memuat deskripsi dari kebudayaan pesantren yang disebut Gus Dur sebagai “Subkultur” tersendiri. Gus Dur juga mempunyai “tawaran pembaharuan” yang dikemukakannya untuk Pesantren, seperti dalam penyusunan kurikulum serta pembenahan manajemen kepemimpinan yang tetap merupakan agenda pesantren hingga sekarang ini.Metode penulisan artikel ini adalah penelitian kualitatif dengan kajian kepustakaan yaitu meneliti dan menganalisis buku-buku dan karangan ilmiah yang dikemukakan oleh Gus Dur yang berkaitan dengan penelitian ini.Dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwab pesantren didasarkan pada keyakinan agama dan bertujuan untuk membimbing atau menghantarkan peserta didik menjadi manusia yang utuh dan mandiri. Ada tiga elemen yang mampu membentuk pondok pesantren sebagai sebuah subkultur, yaitu: (1) pola kepemimpinan pondok pesantren yang mandiri dan tidak terkoptasi oleh negara, 2) literatur-literatur kitab-kitab kuning sebagai rujukan umum yang selalu digunakan dari berbagai abad, dan 3 ) sistem nilai yang digunakan adalah bagian dari masyarakat luas. Pola kepemimpinan pesantren bersifat khirarki dan kurikulum di pondok pesantren yang ditujukan untuk melahirkan ulama di kemudian hari.