Menepis Tuduhan Islam Misoginis Melalui Pengkajian Pendidikan Islam Perspektif Gender
Abstract
Isu gender menjadi sebuah topik yang akan selalu relevan dikaji, termasuk salah satunya pengkajian pendidikan Islam perspektif gender. Banyaknya Ayat dan Hadist misogenis menjadi alasan kuat isu gender selalu aktual untuk dikaji. Banyaknya Ayat dan Hadist misogenis ini menyebabkan Islam dituduh oleh “musuh Islam” sebagai agama misogenis atau pembenci wanita. Secara konseptual, jelas bahwa Islam tidak memiliki konsep mengenai bias gender, justru Islam menempatkan perempuan dalam kedudukan yang mulai dan terhormat. Tuduhan Islam Misogenis ini bisa dibantah dengan melakukan pengkajian Islam perspektif gender. Pertama, mengkaji historis praktek kesetaraan gender pada masa Rasulullah SAW. Kedua, mengkaji konsep teoritis bias gender menurut tokoh Islam. Ketiga, mengkaji ulang atau reinterpretasi Ayat dan Hadist terkait gender menggunakan perspektif gender. Hasil pengkajian menunjukan bahwa pertama, secara historis praktek kesetaraan gender sudah dilakukan pada masa Rasulullah SAW. Kedua, secara teoritis menurut para tokoh gender muslim, bias gender masih terjadi karena faktor ekternal yang secara umum berupa subyektifitas penafsir atas Ayat dan Hadist terkait gender. Ketiga, reinterpretasi Ayat dan Hadist menggunakan perspektif gender mampu menghasilkan keadilan gender bagi perempuan. Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Islam bukanlah agama Misogenis seperti yang dituduhkan dari dulu sampai saat ini