IMPLEMENTASI TAPUKOR : PENDAMPINGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DUSUN TAGOG
Abstract
Abstrak Sampah organik merupakan salah satu masalah besar yang sulit untuk diselesaikan di Indonesia. Laman berita internasional, anadulu academy menyatakan pada tahun 2019 ini, terdapat 67 juta ton sampah yang dihasilkan di Indonesia, diantara 67 juta ton tersebut, 60 persennya merupakan sampah organik. Padahal, didalam sampah organik ini terdapat beberapa zat seperti protein atau glukosa yang jika dimanfaatkan dengan baik dapat menghasilkan unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan tanaman. Oleh karena itu, tim pengabdi berusaha meminimalisir jumlah sampah organik dalam lingkup kecil seperti di Dusun Tagog dengan cara mengolahnya menjadi pupuk organik cair atau diberi nama “Tagog Pupuk Organik Cair (Tapukor)”. Selain dapat digunakan oleh masyarakat di dusun tersebut, pupuk organik cair ini dapat dipasarkan juga dimana pupuk organik cair ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi yaitu sekitar 25.000 per 50 mL. Sehingga dengan adanya pembuatan pupuk organik cair ini diharapkan dapat turut berkontribusi secara nyata dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) poin delapan yakni meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan, tenaga kerja yang optimal dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua. Abstract Organic waste is one of the big problems that are difficult to solve in Indonesia. The international news page, The Anadulu Academy stated that in 2019, there were 67 million tons of waste produced in Indonesia, of which 67 million tons, 60 percent of which is organic waste. In fact, in this organic waste, there are several substances such as protein or glucose which, if properly utilized can produce nutrients needed for plant growth, development, and health. Therefore, the writer as a participant in the Sisdamas Community Service Program tries to minimize the amount of organic waste in a small scope such as in Tagog Hamlet by processing it into liquid organic fertilizer or named "Tagog Liquid Organic Fertilizer (Tapukor)". Besides being able to be used by the people in the village, this liquid organic fertilizer can be marketed also where the liquid organic fertilizer has a high economic value of around 25,000 for 50 mL. So that the creation of liquid organic fertilizer is expected to contribute significantly in achieving the goal of sustainable development (SDGs) point eight, namely promoting equitable and sustainable economic growth, optimal and productive workforce, and decent work for all