PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI INFORMASI DALAM TEKS DISKRIPTIF MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII 6 SMP NEGERI 1 NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Abstract

Beberapa penyebab rendahnya pretasi belajar  siswa SMP Negeri 1 Nganjuk, diantaranya sebagai berikut: (1) Kurangnya perhatian guru pada pengajaran menulis di kelas, (2) Strategi mengajar guru kurang bervariasi, (3) Penguasaan kosa kata dan tata bahasa siswa yang rendah.,dan (4) Siswa cenderung mencontoh karya temannya atau karya terdahulu di buku-buku pelengkap pelajaran lainnya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Apakah penerapan  Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw dalam pembelajaran pelajaran Bahasa Indonesia, dapat mengidentifikasi Informasi dalam Teks Diskriptif siswa kelas VII 6 SMP Negeri 1 Nganjuk  tahun pelajaran 2018/2019?, dan (2) Bagaimanakah mengidentifikasi Informasi Dalam Teks Diskriptif siswa kelas VII 6 SMP Negeri 1 Nganjuk  tahun pelajaran 2018/2019  setelah penerapan  Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw? Analisis data dihitung dengan mean (rata-rata hitung) dan persentase (%) . Keterangan nilai kuantitatif rata-rata hitung dengan angka dalam bentuk skor 0 – 100 (bilangan bulat) sedangkan secara kualitatif keterangan nilai dengan huruf, sebagai berikut: (1) 91 – 100% = A (amat baik) - (tuntas); (2) 75 – 90% = B (baik) - (tuntas); (3) 70 – 74% =  C (cukup) - (tidak tuntas); (4) 40 – 69%  =  D (kurang) - (tidak tuntas); dan (5) < 40%  =  KS (kurang sekali)  - (tidak tuntas) Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) Melalui penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw, maka kemampuan mengidentifikasi Informasi dalam Teks Diskriptif  pada Siswa Kelas VII 6 SMP Negeri 1 Nganjuk Tahun Pelajaran  2018/2019  dapat meningkat dari sebelumnya; dan (2) Peningkatan kemampuan mengidentifikasi Informasi dalam Teks Diskriptif  pada Siswa Kelas  VII 6 SMP Negeri 1 Nganjuk Tahun Pelajaran  2018/2019  adalah sebagai berikut: (1) Nilai rata-rata meningkat 12,66 (dari 71,56/hasil prasiklus menjadi 84,22 pada siklus II). (b) Jumlah siswa berhasil meningkat 18 siswa (dari 13/ prasiklus menjadi 31 siswa pada siklus II). (c) Persentase keberhasilan meningkat 56,26% (dari  40,63%/ prasiklus menjadi 96,88% pada siklus II)