PEMEROLEHAN BAHASA PENDERITA TUNA RUNGU DAN TUNA WICARA (KAJIAN PRAGMATIK PADA KOSAKATA DAN FONETIS )

Abstract

Penelitian tentang Pemerolehan Bahasa Penderita Tuna Rungu dan Tuna Wicara menarik untuk dikaji, terutama kajian pragmatik pada kosakata dan fonetis bahasa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pemerolehan bahasa dan bentuk pragmatik pada kosakata serta fonetis bahasa penderita tuna rungu dan tuna wicara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang berlatar natural. Data penelitian ini berupa catatatan lapangan hasil observasi, hasil wawancara, dan rekaman responden. Hasil temuan dalam penelitian ini pemerolehan bahasa penderita tuna rungu dan tuna wicara dipengaruhi oleh lingkungannya yang menggunakan bahasa ibu (bahasa Sunda). Responden hanya mengalami 1 tahun bersekolah di SD untuk mengenal bahasa keduanya (bahasa Indonesia). Responden mampu menguasai kosakata dan mampu mengucapkan hurup-hurup vokal dengan bunyi ujaran yang jelas, seperti vokal /a/i/u/o, tetapi tidak mengucapkan vokal /e/. Responden juga mengalami kesulitan dalam menyebutkan kosakata dan bunyi ujaran hurup-hurup konsonan . Selain itu, responden dapat mengucapkan dua kosakata dengan jelas jika dituturkan dengan dieja. Untuk berkomunikasi dengan lawan bicara sering menggunakan bahasa isyarat agar lawan bicara memahami apa yang disampaikainya, begitu juga sebaliknya. Penguasaan kosakata bahasa Indonesia didapatkan dari menonton televisi dan responden dapat memahami bahasa yang disampaikan lewat ekspresi yang diperlihatkannya. Secara pragmatik, responden memahami makna kata dengan aspeknya yang lain, memahami kosa kata dan fonetis bahasanya walaupun tidak mampu diucapkan secara jelas. Kesulitan dalam pemerolehen bahasa pada penderita tuna rungu dan tuna wicara dapat diatasi jika dapat dikenali sejak dini dan kepedulian orang tua untuk memperkaya pemerolehan bahasa dan kosakata yang diterima responden .