PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TERHADAP UNSUR-UNSUR NOVEL

Abstract

Hasil penelitian dengan penerapan model pembelajaran kontekstual berhasil dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil análisis menunjukkan bahwa sebelum diterapkan model kontekstual perolehan nilai rata-rata 55,87% terkategori “Rendah”, hanya 2 orang atau 4,25% tuntas, dan 32 orang 95,75% tidak tuntas. Setelah diterapkan model pembelajaran kontekstual di siklus ke-1, hasil belajar  peserta didik meningkat perolehan nilai rata-rata menjadi 75,13 terkategori “Baik”, tuntas 24 orang atau 53,20%, tidak tuntas 22 orang atau 46,80%. Di siklus ke-2 hasil belajar peserta didik meningkat lagi, perolehan nilai rata-rata menjadi 86,22 terkategori “Sangat Baik”, tuntas 44 orang atau 93,62%, tidak tuntas 3 orang atau 6,38%.    Persentase aktivitas peserta didik di siklus ke-1 yang terkategori “Baik” 64,26% yang terkategori cukup 19,99%, yang terkategori “Rendah” 15,75%. Persentase aktivitas peserta didik di siklus ke-2 yang berkategori “Baik” 82,14% yang berkategori “Cukup” 14,68%, yang terkategori “Rendah” 3,18%. Hasil tersebut diperkuat oleh respons peserta didik terhadap hasil jawaban angket yang diberikan setelah proses pembelajaran berakhir, hasil angket jawaban peserta didik yang menyatakan “Baik/Ya” 83,41%, yang menyatakan “Cukup” 12,77% dan yang menyatakan “Kurang” 3,82%.  Berdasarkan peningkatan perolehan nilai rata-rata tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kontekstual efektif dalam meningkatkan hasil belajar, dan meningkatkan aktivitas peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa Sunda pada materi novel. Kendala yang dihadapi adalah guru harus menyediakan tenaga ekstra untuk membimbing peserta didik, dan pemantauan yang ketat karena jumlah peserta didik terlalu banyak.