DI BALIK TOPENG HUDOQ, TERSIBAK CERITA ASAL USUL LAHIRNYA TARI HUDOQ
Abstract
Tari Hudoq Manugal pada masyarakat Suku Dayak Bahau di Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. Keaneragaman budaya yang ada di Indonesia merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan, termasuk yang ada di Kalimantan Timur, yaitu Tari Hudoq Manugal sangat perlu dikaji dan dipelajari dan selanjutnya dilestarikan sebagai kearifan lokal masyarakat suku Dayak Bahau di kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1). Latar belakang atau asal usul lahirnya Tari Hudoq Manugal pada masyarakat Suku Dayak Bahau di Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. 2). Bentuk penyajian Tari Hudoq Manugal. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah kepala suku, pemangku adat, budayawan, pelatih dan penari. Pengumpulan data melalui studi pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,Tari Hudoq Manugal sudah ada sejak manusia ada, kepecayaan tersebut secara turun temurun dari nenek moyang masih dipercaya, tetapi ada juga yang berpendapat bahwa Hudoq merupakan hanya mitos, legenda, cerita atau kisah perkawinan antara mahluk gaib yang ada di dasar sungai dengan manusia ,yang di percaya dan di lestarikan dari generasi ke generasi. Tari Hudoq Manugal disajikan dalam bentuk kelompok dengan jumlah penari tidak terbatas, dalam bentuk penyajian sakral penari biasanya berjumlah sebelas orang, dalam bentuk ganjil. Ragam gerak ada 5 yaitu: Jiak, Jiak Lut, glek halu, jiak dong, dan kuwai. Adapun desain lantai yang digunakan dalam pertunjukan adalah garis lurus kemudian melingkar sampai akhir tarian. Tari Hudoq Manugal dibawakan oleh penari laki – laki dewasa karena kostumnya yang berat, dengan kostum busana hudoq dan topeng hudoq serta menggunakan properti tongkat kayu bagi pemimpin hudoq, ivung hudoq, Mandau, sunung, tabin, dan balun. Adapun iringan Tari Hudoq Manugal adalah gong dan gendang Panjang kurang lebih 2 meter (tuvung).