UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 PADANGKERTA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Abstract
Perkembangan hasil belajar matematika sangat penting bagi siswa. Pembelajaran matematika di sekolah dasar perlu disajikan dengan cara inovatif agar dapat mengurangi kesan sulit dan menakutkan seperti yang telah melekat pada pelajaran matematika selama ini. Dengan adanya upaya inovasi dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar diharapkan matematika tidak diajarkan latihan secara rutin atau menghafal rumus-rumus tetapi matematika dapat disajikan dalam bentuk kegiatan siswa dan menekankan pada penguasaan kompetensi akan konteks matematika yang terkandung didalamnya dengan menyajikan materi matematika secara sederhana dan menyenangkan sehingga mudah dipahami siswa. Untuk menyajikan matematika dalam suasana yang menyenangkan sehingga siswa termotivasi untuk belajar matematika beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk menarik perhatian dan motivasi siswa dalam belajar matematika, salah satunya dengan kegiatan permainan. Dalam penelitian ini model yang akan diterapkan di SD Negeri 2 Padangkerta adalah model pembelajaran kooperatif Make a Match, karena model pembelajaran ini diharapkan dapat mendorong keaktifan, membangkitkan minat dan kreatifitas belajar siswa agar dapat meningkatkan hasil belajarnya dan siswa mampu memahami materi pembelajaran. Berdasarkan latar belakang dtersebut adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah model pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa Kelas II SD Negeri 2 Padangkerta Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 ? dan adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar Matematika melalui model make a match pada siswa Kelas II SD Negeri 2 Padangkerta Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model make a match meningkatkan hasil belajar siswa, hasil nilai rata-rata dari penelitian pra siklus yang belum menerapkan model ini dari 59,52, siklus I dengan nilai rata-rata 66,19 dan siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 76,67. Selain itu melalui penerapan model pembelajaran make a match maka dapat diketahui tingkat Ketercapaian Ketuntasan Minimal (KKM) terlampaui. Dari penelitian pra siklus yang belum menerapkan model ini 33,33 %.Namun setelah dilaksanakan siklus I meningkat menjadi 61,90 % , kemudian pada siklus II meningkat sangat signifikan yaitu 85,71 %. penerapan model make a match meningkatkan hasil belajar siswa karena dilakukan dengan mudah, menyenangkan dan tidak membosankan peserta didik, sehingga mereka dapat merespon materi pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran yang diharapkan.