Pengaruh Sistem Pengendalian Gulma Terhadap Pertumbuhan Awal Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.)

Abstract

Penelitian ini merupakan percobaan lapang yang bertujuan untuk menjelaskan  pengaruh gulma  terhadap pertumbuhan awal tanaman tebu. Penelitian ini  dilaksanakan di Desa Barurambat Timur Kecamatan Pamekasan  Kabupaten Pamekasan yang berada pada ketinggian 4 m diatas permukaan laut dengan jenis tanah Inceptisol dan suhu rata-rata 28-30 oC serta pH 6.5-7.0. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan pertumbuhan tanaman tebu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah waktu pengendalian pada umur tanaman tertentu (W) yang terdiri 5 taraf yaitu: W1 = 5 dan 20 HST, W2 = 5 dan 35 HST, W3 = 20 dan 35 HST, W4 = 20 dan 50 HST, dan W5 = 5, 20 dan 35 HST. Faktor kedua adalah cara pengendalian gulma (C) yang terdiri dari 2 taraf yaitu: C1 = Cara manual dan C2 = Menggunakan herbisida. Hasil percobaan  menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan waktu dan cara pengendalian gulma tidak memberikan  interaksi yang nyata terhadap semua variable pengamatan (jumlah anakan, panjang tanaman induk, panjang anakan, luas daun, berat basah batang induk dan berat basah anakan).  Perlakuan waktu pengendalian gulma berpengaruh nyata terhadap luas daun pada pengamatan umur 10 minggu setelah tanam (MST). Waktu pengendalian gulma 5 dan 20 HST (W1) menghasilkan daun terluas (387,14 cm²) walaupun tidak berbeda nyata dibandingkan perlakuan W2, W3 dan W5.  Perlakuan cara pengendalian gulma berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman induk, diameter batang induk, luas daun pada pengamatan 6,8 dan 10 MST serta berat basah anakan. Cara pengendalian manual (C1) menghasilkan pertumbuhan tanaman tebu yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan cara kimiawi (C2) menggunakan herbisida.Kata kunci: Pertumbuhan, Tebu, gulma, cara pengendalian