Integrasi Filsafat, Agama dan Konseling (General Review Integratifitas Konseling dengan Epistimologi Islam)

Abstract

Filsafat menjadi pandangan yang menghantarkan kita menuju sebuah  kedewasaan dalam menghadapi problematika hidup secara lebih bijaksana. Filsafat memiliki kontribusi besar untuk membentuk kepribadian para ahli bidang Bimbingan Konseling atau Guru BK. Nilai-nilai filosofis  dapat memberikan arahan dan pemahaman, khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling agar dapat dipertanggungjawabkan secara logis, etis, maupun estetis. Integratifitasnya terhadap bimbingan dan konseling Islam adalah penerapan Epitimologi Islam dalam proses dan landasan  bimbingan konseling salah satunya yaitu landasan filosofis. Dari sudut pandang Epitimologi Islam bahwa ilmu dan agama berfungsi secara beriringan meskipun tak bisa di satukan secara serempak. Ilmu pengetahun dan agama sama- sama melibatkan pengalaman dan interpretation/ penafsiran, sama- sama menggunakan analogi, modern, dan melibatkan paradigma. Perbedaan yang menonjol adalah wahyu yang tidak ada padanannanya dengan ilmu. Dalam konteks  Bimbingan dan Konseling Islam integratifitas  epistimologi Islam dengan bimbingan dan konseling adalah pada implementasi landasan filosofis dan profesionalisasi. Seorang konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling terhadap Konseli harus bersikap bijaksana dan tidak otoriter serta melibatkan landasan filosofis selama proses konseling. Dalam lingkup Bimbingan Konseling  Islam, kajian tentang jiwa, mental, psikologi dan pendidikan lebih luas jika di tadabburi dalam Al-Qur’an dan Al – Hadist.  Konsep dan landasan  Bimbingan Konseling Islam sendiri berpijak  pada Al- Qur’an dan As-sunah akan menghasilkan pemikiran pemikiran baru dan sikap yang lebih baik dari dalam diri konseli.