PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELUARGA
Abstract
Keluarga adalah lingkungan belajar pertama dan utama bagi anak. Sejak dalam kandungan seorang ibu, anak sudah melewati proses belajar. Ketika bayi dalam kandungan berusia 4 bulan, biasanya adat orang jawa mengadakan selamatan mapati, yang artinya anak yang mereka dambakan berusia empat bulan. Untuk orang-orang yang beraga Islam, biasanya diadakan ritual dengan membaca ayat suci Al Qur’an surat Yusuf karena diyakini dengan membaca surat tersebut anak yang ada di dalam kandungan bisa lahir cantik jika perempuan dan bagus jika laki-laki seperti Nabi Yusuf. Pasca kelahiran, sejak anak berusia 0 sampai dengan usia 6 tahun yang dalam UU Sisdiknas disebut anak usia dini, terjadi perkembangan yang sangat pesat, baik perkembangan kognitif, afektif maupun psikomotor anak. Maka diperlukan stimulus yang baik yang dapat membantu mengembangkan potensi yang dimiliki anak secara optimal. Keluarga dalam membentuk karakter anak sangat dominan. Karena seperti lingkungan keluarga adalah tempat belajar anak yang pertama dan utama. Sebelum anak mengenal lingkungan yang lebih luas, seperti lingkungan sekolah dan masyarakat, terlebih dahulu anak mengenal keluarganya. Maka sikap, pola pikir dan perilaku anak pasti tidak jauh dari sikap, pola pikir dan perilaku keluarganya. Maka betul jika dikatakan bahwa jatuhnya buah tidak akan jauh dari pohonnya. Artinya sikap, pola pikir dan perilaku anak pasti tidak jauh dari orang tua / keluarga yang mengasuhnya. Anak dilahirkan dengan kepolosannya seperti kain putih yang tidak bermotif. Lingkunganlah yang membentuk pribadi dan karakter anak.